PORTAL BREBES - Sebuah aksi teror yang dilakukan oleh orang tidak dikenal (OTK) di depan SMK Ma'arif NU Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Aksi ini terekam kamera CCTV dan videonya diunggah oleh akun Instagram @instabumiayu, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Dalam video yang viral tersebut, terlihat sekelompok remaja mendatangi gerbang sekolah dan mengacungkan senjata tajam. Insiden ini merupakan salah satu dari dua kejadian teror yang dialami SMK Ma'arif NU Paguyangan dalam sepekan terakhir. Aksi teror ini terjadi dua kali dalam waktu berdekatan, dan hingga kini motif serta identitas pelaku masih belum diketahui.
Kejadian Pertama: Perusakan Papan Sekolah
Kejadian pertama berlangsung pada Minggu, 1 September 2024, sekitar pukul 03.00 WIB. Sekelompok orang tak dikenal mendatangi SMK Ma'arif NU Paguyangan dan melakukan perusakan terhadap papan sekolah. Meskipun kejadian berlangsung pada dini hari, aksi tersebut menimbulkan keresahan di kalangan guru dan siswa.
Baca Juga: Profil Paramitha Widya Kusuma, Anggota DPR RI yang Siap Maju di Pilkada Brebes 2024
Kejadian Kedua: Ancaman Senjata Tajam
Tidak berhenti di situ, aksi teror kembali terjadi pada Rabu, 4 September 2024, di sore hari. Rekaman CCTV sekolah menunjukkan lima orang remaja menaiki dua sepeda motor mendatangi sekolah. Setelah tiba di gerbang sekolah, salah satu dari mereka mengacungkan senjata tajam ke arah sekolah, sebelum akhirnya kabur setelah diusir oleh petugas keamanan setempat.
Mardiyanto, Kepala SMK Ma'arif NU Paguyangan, menyatakan bahwa pihak sekolah belum mengetahui siapa pelaku di balik kedua aksi teror tersebut. "Hingga kini kami belum mengetahui siapa pelakunya dan apa motif mereka melakukan teror ini. Kedua kejadian ini tentu sangat mengganggu keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah," ungkapnya dalam wawancara pada Jumat, 6 September 2024.
Keresahan di Kalangan Siswa
Akibat dari insiden-insiden tersebut, Mardiyanto menjelaskan bahwa para siswa merasa khawatir dan cemas. Kekhawatiran ini semakin terasa karena pada saat kejadian kedua, beberapa siswa masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
"Kami menyadari bahwa insiden ini membuat siswa kami takut. Namun, kami telah meminta mereka untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Kami juga segera melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian agar situasi tidak semakin memburuk," lanjutnya.
Mardiyanto juga menambahkan bahwa pihak sekolah telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak berwajib. Ia berharap, pelaku dapat segera diidentifikasi dan ditangkap untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. "Kami ingin memastikan keamanan siswa dan staf sekolah, serta memulihkan rasa aman di lingkungan pendidikan," katanya.