Angka Kelahiran di Jepang Semakin Menurun, Simak Beberapa Faktor Penyebabnya

15 Februari 2023, 17:45 WIB
Angka Kelahiran di Jepang Semakin Menurun,Simak Beberapa Faktor Penyebabnya /pixabay/

PORTAL BREBES – Beberapa tahun belakang, negara Jepang mengalami penurunan angka kelahiran secara drastis. Penurunan angka kelahiran di Jepang dipengaruhi oleh beberapa factor.

Dilansir Portal Brebes dari The Guardian, menyebutkan bahwa populasi di Jepang dengan jumlah 128 juta, akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun.

Penduduk yang berusia di atas 65 tahun, akan berjumlah sekitar 40 persen pada tahun 2060.

Baca Juga: Sumber Daya Unggulan Apa Saja yang Ada di Setiap Negara ASEAN? Simak Ulasannya Berikut Ini!

Hal ini menjadi beban yang terus meningkatkan beban pada populasi usia kerja, yang bertujuan untuk mendukung sistem jaminan sosial dan pajak negara Jepang.

Simak berbagai banyak faktor penurunan angka kelahiran di Jepang, diantaranya seperti berikut.

1. Biaya persalinan yang mahal

Biaya persalinan di Jepang relatif lebih tinggi, dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menjadi penyebab utama mengapa angka kelahiran di negara ini menurun. Hal tersebut berpengaruh terhadap ekonomi, tetapi bukan penduduk Jepang yang tidak mampu membayar biaya persalinan tersebut.

Namun, karena di Jepang memiliki standar angka harapan hidup yang tinggi. Otomatis dengan tingginya angka harapan hidup tersebut, membuat biaya hidup di negeri Sakura tersebut tinggi. Semakin banyak anak, semakin tinggi tanggungan dan semakin menambah beban angka harapan hidup tersebut. 

Baca Juga: Harry Styles, Musisi yang Raih Piala Terbanyak di BRIT Awards 2023

2. Hari libur untuk mengurus anak sedikit

Sama seperti negara-negara lain, di Jepang khususnya sebagai karyawan perusahaan untuk para suami yang istrinya akan melahirkan, akan mendapatkan jatah cuti singkat. Jatah cuti yang didapat hanya sekitar 1 sampai dengan 5 hari saja.

Tak jarang, banyak istri yang lebih memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya karena sang suami tidak dapat membantu pasca melahirkan. Bahkan, hal ini menjadi pertimbangan dan keputusan mengapa banyak wanita di Jepang menunda atau tidak mau punya anak sama sekali.

Baca Juga: Best Friend Ever Single Jepang Pertama NCT Dream Rilis Hari Ini!

3. Takut sakit saat melahirkan dan sesudah melahirkan

Melahirkan memang menjadi salah satu perjuangan atau pengorbanan terberat yang dilakukan oleh wanita semasa hidupnya. Ini menjadi salah satu alasan, mengapa wanita di Jepang tidak mau atau menunda kehamilan. Karena kebanyakan wanita disana merasa takut akan sakit yang harus dialaminya saat melahirkan dan sesudah melahirkan.

4. Tidak ada budaya berbagi tugas pekerjaan rumah dengan suami

Menurut survey yang ada, di Jepang memiliki persentase bahwa 90 persen pekerjaan rumah tangga dipegang oleh istri dan 10 persen dipegang oleh suami.

Hal ini sudah menjadi tradisi Jepang sejak dulu, karena melihat kesibukan para suami dalam bekerja, sehingga tidak punya waktu untuk membantu pekerjaan rumah tangga.

Baca Juga: 5000 Lebih Korban Tewas Akibat Gempa Turki, Upaya Penyelamatan Terus Dilakukan

5. Pandangan orang Jepang dalam mengurus anak

Di seluruh negara dan menurut semua orang tua, pandangan dalam mengurus anak secara garis besar mengandung arti bahwa, orang tua harus memberikan dan melakukan yang terbaik untuk anak-anakya.

Namun, dengan tingginya biaya hidup dan standar angka harapan hidup di Jepang. Membuat orang tua disana harus bekerja keras dan semaksimal mungkin untuk memenuhi segala kebutuhan anak.

Baca Juga: Gempa Dahsyat yang Mengguncang Turki dan Suriah, Cuaca Dingin Akibatkan Korban terus Bertambah

Tentunya hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan para orang dewasa  di Jepang menurunkan angka kelahirannya, dengan cara tidak menikah atau tidak mempunyai anak.***

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler