Network
PORTAL BREBES - Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui lagi.
Cadangan minyak semakin menipis di dunia, bahkan di negara-negara penghasilnya.
Disisi lain, masyarakat semakin membutuhkan moda transportasi untuk menunjang mobilitasnya.
Baca Juga: Seniman se-Jawa Ikuti Lukis Mural Festival di Tembok Bong China Jatisawit Brebes Sepanjang 148 Meter
Berbagai upaya dilakukan untuk menggantikan moda transportasi berbahan bakar fosil ke sumber energi lain.
Energi untuk menggantikan BBM yang sedang dikembangkan adalah listrik.
Teknologi listrik saat ini sedang dikembangkan pada mobil sebagai pengganti BBM.
Satu persatu mobil listrik bermunculan. Meskipun, peminat mobil tersebut masih relatif sedikit.
Mobil listrik digadang-gadang merupakan mobil ramah lingkungan karena tidak menimbulkan gas emisi.
Energi listrik di simpan dalam baterai yang ditempatkan dalam mobil.
Semakin banyak mobil listrik yang diproduksi oleh pabrik mobil juga membutuhkan semakin banyak baterai.
Komponen baterai sebagai penyimpan listrik yakni nikel yang salah satunya banyak terdapat di Indonesia.
Karena itu, Indonesia memiliki nilai strategis di industri otomotif listrik karena tidak dimiliki negara lain.
Hal yang tidak dimiliki negara lain yakni nikel yang merupakan bahan baku baterai listrik.
Karena itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia bersiap untuk menyambut tren mobil listrik.
"Saya harap teman IKM ikut mempersiapkan diri masuk dunia electric vehicle (kendaraan listrik) di Indonesia," harap Menperin Agung Gumiwang Kartasasmita yang dikutip dari Antara, Senin 27 Juni 2022.
Selama ini banyak IKM yang telah menunjukan kualitasnya yang dibuktikan dengan ISO serta berstandar pabrik mobil.***
