“Jadi dia itu sudah ada di perjanjian, jadi pemerintah enggak rugi," katanya.
Pemerintah mengaku tidak mengetahui cara pihak ekspedisi menangani beras bansos yang rusak, namun dapat dipastikan mereka telah membayar ganti ruginya.
“Entah itu dikubur, entah itu dibuang, entah itu dipakai makan hewan, itu urusan dia (JNE), dia sudah ganti dan sudah diserahkan ke KPM sesuai dengan perjanjian," kata Muhadjir.
Baca Juga: Paul Pogba Bakal Absen di Piala Dunia 2022 di Qatar, Benarkah?
Menko PMK juga menduga faktor yang membuat beras menjadi rusak karena saat distribusi, Indonesia sedang berada di puncak musim penghujan.
Pihak ekspedisi dilaporkan membawa paket-paket beras dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.
"Lha yang bak terbuka itulah yang banyak kemudian rusak busuk itu, dan waktu itu memang kita mengambil keputusan paling aman, pokoknya kalau ada satu truk kena hujan, ya sudah itu tidak boleh dibagi semuanya," kata Menteri berusia 66 tahun tersebut.
Baca Juga: Pertamina Kembali Naikan Harga BBM Per Agustus Ini, Hampir Mendekati Rp 20.000
Namun Muhadjir menegaskan bahwa beras bansos presiden yang rusak sudah diganti dan diserahkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
"Kalau sampai ada yang tidak kebagian, jangankan 160.000 KPM, seribu saja tidak kebagian pasti teriak, ya toh? Kan selama ini tidak ada berita bahwa ada yang tidak kebagian beras," katanya.