Di Jakarta Jumlah Pemakaman Prosedur Covid-19 Lebih Besar Dibandingkan Pemakaman Jenazah Biasa

- 25 Januari 2021, 21:04 WIB
Sejumlah petugas tengah melakukan proses pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Srengseng Sawah di DKI Jakarta. Saat ini jumlah pemakaman dengan protokol Covid-19 telah melebihi proses pemakaman jenazah biasa./Instagram/@tpusrengsengsawah
Sejumlah petugas tengah melakukan proses pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Srengseng Sawah di DKI Jakarta. Saat ini jumlah pemakaman dengan protokol Covid-19 telah melebihi proses pemakaman jenazah biasa./Instagram/@tpusrengsengsawah /

 

 

PORTAL BREBES - Di DKI Jakarta warga yang meninggal akibat Covid-19 telah melebihi jumlah warga yang meninggal akibat Non Covid-19.

Hal itu diketahui dari lebih banyaknya proses pemakaman warga yang menggunakan prosedur Covid-19 dibandingkan dengan prosedur pemakaman jenazah biasa.

Hal itu seperti dikemukakan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati di Balai Kota Jakarta, Senin 25 Januari 2021.

Saat ini, menurut Suzi Marsitawati, setiap harus harus memakamkan sekitar 190 jenazah. "Kami memakamkan dengan protokol Covid-19 itu kurang lebih sehari ada 100 jenazah," ujarnya.

Baca Juga: Potensi Uang Wakaf Rp188 Triliun. Jokowi: Jangan Dipakai untuk Ibadah Saja

Sedangkan yang non Covid-19, kurang lebih 90 jenazah per hari. "Jadi dari 190 jenazah yang harus dimakamkan dalam sehari, lebih besar yang dimakamkan menggunakan prosedur Covid-19," ungkapnya lebih jauh.

Karena angka kematian yang menunjukkan peningkatan, Suzi mengatakan, pihaknya terus menyiapkan lahan baru pemakaman untuk mengantisipasi minimnya lahan makam walau hal itu membutuhkan waktu sehingga harus dilakukan secara bertahap.

"Kan tidak mudah dalam sehari memakamkan empat orang. Jadi kami itu menyiapkan, awalnya kami mengakomodir di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) yang sebetulnya itu bukan untuk Covid-19, tapi karena pandemi sehingga kami gunakan untuk mempermudah," ujar Suzi lagi.

Baca Juga: Fadli Zon Unggah Foto Mengharukan, di Tengah Pandemi Terpaksa Merawat Sendiri di Rumah Ibundanya yang Sakit

Pembukaan makam di Pondok Rangon dan Tegal Alur tersebut, dilakukan Suzi karena saat awal pandemi, masyarakat khawatir terjadi penularan COVID-19 bila jenazah suspek maupun terkonfirmasi dibawa ke rumah.

Karena itu, setelah jenazah dimandikan langsung dibawa petugas ke pemakaman untuk segera dikebumikan atau dikremasi.

"Saat itu, pada pandemi pertama, kami menyiapkan makam dalam satu hari sekitar 30-40 lubang sehingga tidak memungkinkan di TPU lain karena TPU lain nggak ada lagi lahannya," katanya lagi.

Suzi Marsitawai lebih jauh mengatakan, untuk lahan atau tempat makam saat itu hanya ada di Tegal Alur dan Pondok Rangon yang sudah hampir penuh. "Makanya kami sekarang membuka lahan baru seperti Rorotan (Jakarta Utara), Srengseng Sawah (Jakarta Selatan), kemudian Bambu Apus (Jakarta Timur) serta TPU Dukuh (Jakarta Timur)," tuturnya.

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Instagram @bpptkg ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah