PORTAL BREBES- Jodoh, Rejeki dan Kematian setiap manusia sudah terpatri sejak manusia itu masih di dalam kandungan.
Adapun usaha dan ikhtiyar yang dilakukan manusia dalam menggapai sesuatu, adalah sebuah jalan untuk menuju sesuatu yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Namun demikian, orang-orang berilmu pada jaman dahulu memiliki kebiasaan menterjemahkan gelagat alam, kebiasaan alam yang kemudian diabadikan dalam sebuah catatan untuk ditularkan kepada generasi selanjutnya.
Salah satunya adalah Horoskop Jawa tentang perwatakan manusia yang dilihat dari tanggal kelahirannya.
Dikutip dari sebuah buku berjudul HOROSKOP JAWA- Misteri Pranata Mangsa" yang disusun oleh Ki Hudoyo Doyodipuro, Occ.
Bahwa bayi manusia yang lahir kisaran 4 Pebruari sampai 1 Maret itu masuk katagori Mongso Kawolu dengan candra Hajrah Jroning Kayun.
Baca Juga: Orang Lahir Antara 27 Maret-19 April Dinaungi Karakter Resi Bisma, Pemberani dan Berjiwa Militer
Didalam buku horoskop Jawa setebal 647 halaman itu menyebutkan Hajrah Jroning Kayun memiliki arti merana di dalam batin atau menangis batin.
Akan tetapi tidak perlu sedih, meskipun batinnya selalu merana atau menangis, bayi manusia yang di Mongso Kawolu itu dinaungi oleh pancaran sakti Batara Brama yang selalu hangat dan tegas.
Di dalam disiplin ilmu perwayangan dapat diketahui Batara Brama adalah putra kedua dari Batara Guru yang lahir dari rahim Dewi Uma.
Diketahui, Batara Brama mempunyai tekad membasmi segala sifat keburukan, yang ada di bumi ini.
Sifatnya keras dan cepat marah, tetapi cepat pula reda setelah menyadari bahwa tidak pada tempatnya dia marah.
Pada prinsipnya, orang yang terlahir pada Mongso Kawolu mempunyai pengaruh yang besar sekali dari Batara Brama.
Berwibawa dan disenangi oleh masyarakat sekitarnya. Karena dia pandai bergaul, bahkan dia sanggup memecahkan berbagai masalah yang dialami oleh masyarakat.
Banyak orang segan kepada manusia yang lahir di mangsa Kawolu. Maka masuk akal kalau golongan orang "KAWOLU" ini banyak yang menjadi pemimpin masyarakat atau pemimpin organisasi massa.
Perjuangannya benar-benar tanpa pamrih dan tanpa ambisi pribadi. Dia hanya ingin menegakkan keadilan dan kebenaran.
Demikian penjelasan orang yang lahir di mangsa Kawolu dengan kodratnya yaitu hatinya merana.***