Alasan Para Dewa Dibawa Ke Laut Saat Cap Go Meh di Tegal, Bukan Seperti Anggapan Orang Selama Ini

- 8 Februari 2023, 00:45 WIB
Membawa para dewa dengan tandu dan diarak menuju laut.
Membawa para dewa dengan tandu dan diarak menuju laut. /

PORTAL BREBES- Perayaan Cap Go Meh yang jatuh pada hari ke 15 setelah tahun baru Imlek, memiliki arti penting bagi kalangan warga Tionghoa. 

Cap Go Meh, sebuah tradisi turun temurun yang sarat dengan nilai- nilai keikhlasan dan kepasrahan atas penghambaan manusia kepada sang maha pencipta.

Perayaan Cap Go Meh yang digelar oleh warga Tionghoa dunia biasanya dipusatkan di tempat peribadatan bernama Klenteng. 

Baca Juga: Sejarah Stasiun Kereta Api Bumiayu Brebes, Dulu Hanya Sebuah Halte

Dapat dikatakan bahwa perayaan Cap Go Meh adalah sebuah kegiatan penutup atas rangkaian perayaan tahun baru Imlek. 

Perayaan Cap Go Meh di tiap daerah tidak selalu sama, karena tentunya akan diwarnai dengan kearifan lokal daerah tertentu, apalagi setiap Klenteng itu memiliki kesejarahan yang berbeda. 

Seperti perayaan Cap Go Meh di Kota Tegal yang dipusatkan di Klenteng Tek Hay Kiong, acara diawali dengan mengusung semua dewa dengan tandu lalu diantarkan ke Pelabuhan Tegal. 

Baca Juga: 5000 Lebih Korban Tewas Akibat Gempa Turki, Upaya Penyelamatan Terus Dilakukan

Menurut rohaniwan Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Chen Li Wei Dao Chang, kegiatan itu adalah tradisi turun temurun yang sudah dilaksanakan sejak era Presiden Soekarno.

Mengapa para dewa itu dibawa pakai tandu menuju ke laut ? Apakah benar anggapan masyarakat selama ini bahwa para dewa akan dimandikan menggunakan air laut? 

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x