Amangkurat II meminta bantuan VOC untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo. Demi kekuasaan, Amangkurat II menghanba kepada VOC yang membuat seluruh rakyat menderita.
Puncak kemarahan Martoloyo terjadi ketika diadakan Perjanjian Jepara tahun 1676. Isinya, kesepakatan bahwa Mataram harus menyerahkan pesisir Jawa kepada Belanda.
Martoloyo yang kepalang geram kemudian walkout dari pertemuan itu. Martoloyo sangat marah dengan keputusan Amangkurat II.
Baca Juga: Jika Singgah di Kota Tegal Jangan Lupa Mampir ke Alun-Alun, Ada Air Mancur Bisa Berjoget Lho!
Sikap blak-blakan Martoloyo terang saja membuat Amangkurat II marah. Dia mengutus Martopuro, Adipati Jepara untuk membawa kembali Martoloyo dalam keadaan hidup ataupun mati.
Sifat lugas orang Tegal bisa jadi warisan dari Adipati Martoloyo. Tanpa basa basi, dia menentang kerjasama antara Amangkurat II dengan VOC.
Adipati Martopuro merupakan saudara seperguruan dari Adipati Martoloyo. Keduanya bertarung sengit hingga kedua tewas terhunus oleh keris masing-masing.
Baca Juga: Fakta! Peringatan Larangan Injak Rumput di Alun-Alun Kota Tegal Nyaris Diabaikan Pengunjung
Menurut cerita, pertempuran kedua saudara seperguruan ini terjadi di sebuah pertigaan di tengah Kota Tegal.
Tumenggung Martoloyo dengan senjata andalannya yaitu Keris Kyai Sepuh menghunus perut Adipati Martopuro yang juga sudah menghunus Keris Kyai Kasur.