UMKM Merajut Asa Untuk Kesehatan Pulih Ekonomi Bangkit

- 3 Desember 2020, 07:22 WIB
Sopuroh (45) warga Saditan Brebes, Jawa Tengah memperlihatkan informasi bantuan BPUM sebesar Rp2,4 juta yang diterimanya. Baginya bantuan itu sangat berarti untuk dapat bertahan dan melanjutkan usahanya di tengah pandemi.*(Foto: Marsis Santoso/Portal Brebes)
Sopuroh (45) warga Saditan Brebes, Jawa Tengah memperlihatkan informasi bantuan BPUM sebesar Rp2,4 juta yang diterimanya. Baginya bantuan itu sangat berarti untuk dapat bertahan dan melanjutkan usahanya di tengah pandemi.*(Foto: Marsis Santoso/Portal Brebes) /

"Rata-rata pelaku usaha kecil mengeluh akibat menurun tajamnya omset penjualan atas produk-produk yang dihasilkannya. Memang akhirnya pelaku usaha mulai beralih ke upaya penjualan secara daring. Namun karena keterbatasan pengetahun atas teknologinya, hingga saat ini belum terlalu signifikan pengaruhnya," ungkap
Ketua UMKM Mitra Mandiri tersebut.

Adanya bantuan Rp2,4 juta, kata Dumadi jelas sangat-sangat membantu. Karena para anggotanya yang menerima bantuan tersebut kebanyakan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan produksi. Ada yang untuk membuat label dan kemasan karena harus mengubah strategi penjualan dengan cara daring, namun tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk tambahan modal kerja.

Seperti halnya Sofuroh, Dumadi juga sangat berharap pandemi Covid-19 ini dapat secepatnya berakhir. Sebab ia sangat yakin bila kesehatan masyarakat pulih maka ekonomi akan bangkit dan bergerak maju. Maka, sebagaimana harapan para pelaku usaha, pemerintah dapat segera menuntaskan persoalan Covid-19 ini termasuk dengan pelaksanaan vaksinasi yang telah diprogramkan. Dan ia sangat yakin masyarakat dan termasuk kalangan UMKM sangat mendukung pelaksanaannya.

Diperoleh keterangan, rencana pemerintah untuk program vaksinasi memerlukan persiapan matang. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok, melakukan uji klinik fase III di kota Bandung terhadap 1620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi, guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya. Kementerian Kesehatan juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan vaksinator untu mempersiapkan program vaksinasi. Selain dari sisi kesiapan pemerintah, masyarakat juga perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan saat vaksin datang.

Baca Juga: Dewi Aryani : BPOM Temukan Produsen Mie Kuning Di Kabupaten Tegal Pakai Bahan Pengawet

dr. Dirga Sakti Rambe M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog menyampaikan “Yang pertama perlu diketahui adalah, vaksin itu produk biologis yang sangat rentan pada perubahan suhu. Oleh karena itu umumnya perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. Ini yang disebut cold chain (rantai dingin). Kedua, Indonesia punya BUMN farmasi yang terpercaya, Bio Farma yang sudah memproduksi vaksin untuk diekspor ke 106 negara lebih, dan sudah diakui WHO. Ini tugas kita bersama untuk menjaga cold chain”, dalam Dialog Produktif bertema Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan? yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (30/11).

Sembari menunggu proses kedatangan dan vaksinasi nanti, dr. Dirga menghimbau kepada masyarakat agar perlu mengetahui informasi yang benar terkait vaksin. Informasi yang benar dan terpercaya memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin. “Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya”, terang dr. Dirga.

Baca Juga: Hiasi dengan Tanaman Air, Jikalau Anda Bingung Dekorasi Rumah Agar Lebih Kekinian

Indonesia sendiri bukan sekali-dua kali melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri. “Kelengkapannya sudah standar misalkanya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia”, kata dr. Dirga.

Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin COVID-19 sendiri diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun. “Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum”, tegas dr. Dirga.

Halaman:

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x