Tim Peneliti Menemukan Cara Sederhana Mengukur Seberapa Kuat Myotube

5 September 2022, 14:33 WIB
Ilustrasi Obat /Pixabay/

 

PORTAL BREBES - Para peneliti dari Tokyo Metropolitan University telah mengembangkan cara untuk mengkarakterisasi gaya yang dihasilkan oleh kontraksi myotubes, prekursor serat otot rangka, menggabungkan elektrostimulasi dan analisis kerutan di substrat silikon tempat mereka dipasang.

Metode yang ada bergantung pada massa otot atau ekspresi protein tertentu, keduanya tidak berkorelasi kuat dengan kekuatan otot.

Pengukuran kekuatan myotube yang akurat menjanjikan penyaringan target obat yang lebih efektif untuk mengobati atrofi otot.

Baca Juga: y2mate, Download video YouTube Tanpa Aplikasi, Langsung Sat Set

Atrofi otot, kerusakan jaringan otot, dapat berdampak buruk pada kualitas hidup, dan diketahui memengaruhi rentang hidup.

Efeknya terasa sangat kuat pada populasi yang menua, di mana ada juga biaya signifikan yang terkait dengan intervensi medis dan perawatan sehari-hari.

Dukutip Portal Brebes dari laman Medical News, hal ini membuat pengobatan dan pencegahan atrofi otot menjadi masalah utama bagi masyarakat.

Baca Juga: Bongkar Prostitusi Online, Polisi Berhasil Amankan Dua Wanita

Tetapi kenyataannya adalah bahwa perawatan untuk atrofi otot tetap sangat terbatas.
Salah satu tantangan yang menahan para peneliti adalah kurangnya sistem penyaringan yang efektif untuk target obat baru, khususnya bagaimana senyawa yang berbeda memengaruhi kekuatan otot.

Myotubes, kelompok sel silinder yang membentuk serat otot, dapat diisolasi di laboratorium dan dipelajari di lingkungan biokimia yang berbeda, tetapi mengukur seberapa kuat mereka berkontraksi tetap sulit.

Itulah sebabnya metode yang ada melihat ukuran tidak langsung, seperti massa otot atau protein yang mereka ekspresikan, tetapi ini tidak selalu berkorelasi kuat dengan seberapa kuat mereka dapat menarik.

Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan 2022, BPJS Ketenagakerjaan Tegal Berikan Layanan Ekstra pada Peserta

Di masa lalu, ini bahkan mengarah pada obat-obatan yang tampaknya menjanjikan yang membuatnya menjadi uji klinis, tetapi ternyata tidak mengarah pada peningkatan kekuatan otot.

Sekarang, tim peneliti yang dipimpin oleh Associate Professor Yasuko Manabe dari Tokyo Metropolitan University telah menemukan cara sederhana untuk mengukur secara langsung seberapa kuat myotube sebenarnya.

Mereka melihat myotube yang dipasang pada substrat silikon elastis dua lapis, dengan lapisan permukaan yang keras di atas lapisan yang lebih tebal dan lembut.

Baca Juga: Bulan Dana PMI Brebes Ditargetkan Rp1,5 Miliar, Sosialisasi Diawali di Bantarkawung

Ketika myotubes dirangsang dengan pulsa listrik, tim melihat bahwa serat berkontraksi dan merusak permukaan substrat, membentuk serangkaian kerutan yang terlihat jelas di bawah mikroskop.

Melalui eksperimen kalibrasi yang cermat menggunakan jarum fleksibel dengan kekakuan yang diketahui, mereka mampu menunjukkan bahwa panjang total kerutan secara langsung berkorelasi dengan kekuatan gaya yang mengubah bentuk substrat.

Dalam kasus myotubes, panjang kerutan berhubungan dengan seberapa kuat mereka mampu berkontraksi ketika dirangsang.

Baca Juga: Dampak Kenaikan BBM, Puluhan Mikro Bus Trayek Tegal-Pemalang Gelar Aksi Mogok

Dengan menggunakan myotube atrofi (lebih lemah) dan hipertrofik (lebih kuat), mereka menemukan bahwa "indeks kekuatan" baru mereka jauh lebih sensitif terhadap kekuatan otot daripada ukuran yang ada, seperti massa otot dan ekspresi protein Myosin Heavy Chain (MHC).

Metode ini mudah diterapkan dengan mikroskop standar dan teknik analisis gambar, dengan cakupan yang luas untuk aplikasi praktis di lab. Tim percaya bahwa ini akan sangat mempercepat penemuan obat dalam memerangi atrofi otot.***

Editor: DR Yogatama

Sumber: Medical News

Tags

Terkini

Terpopuler