Harapannya, melalui bimbingan teknis yang diadakan para peserta bisa semakin memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada, untuk bisa memasarkan produknya agar semakin mendunia.
Dwi Marhen Yono selaku Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, bahwa untuk mengembangkan sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif harus beriringan dengan perkembangan teknologi yang ada.
Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Fitri, Pj Wali Kota Tegal Sidak Pasar dan Mal
Pelaku usaha ekonomi kreatif harus bisa beradaptasi, responsif agar produk yang dihasilkan menarik minat konsumen. Termasuk pula, destinasi wisata yang ada di daerah-daerah, tak terlepas dari upaya untuk dipromosikan melalui media digital.
Ada sekitar 250 juta pengguna internet di Indonesia, sehingga akan sangat tepat jika pemasaran atau promosi dilakukan secara online atau digital.
Para pelaku ekraf maupun pelaku usaha pariwisata bisa semakin terus maju dan tumbuh jika mengedepankan konsep 3A. Yaitu Akses, Amenitas, Atraksi.
Dijelaskan Dwi, akses yakni jalur menuju ke tempat atau destinasi wisata yang mudah. Amenitas seperti dukungan ketersediaan hotel, resto dan tempat lainnya yang memudahkan para pengunjung. Atraksi yaitu upaya yang menjadi magnet atau daya tarik orang mau datang ke daerah dan tempat wisatanya. Seperti membuat festival, maupun event dan acara-acara rutin yang mampu mendatangkan banyak wisatawan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Tegal Gelar Sidak di Kantor Pemerintahan Komplek Balai Kota Tegal
Ketika 3A sudah dilakukan maka harus didukung 3K yaitu Kreatifitas, Kerjasama atau Kolaborasi, Komunikasi.
Sementara Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr Abdul Fikri Faqih mengatakan, mewujudkan pariwisata maupun ekonomi kreatif yang terus berkembang harus dibarengi dengan SDM yang mengikuti perkembangan zaman.