Merapi Erupsi, Balai Desa Disulap Jadi Barang Pengungsian

8 November 2020, 12:51 WIB
Posko Pengungsian 3 desa di Magelang, Gunung Merapi /Ganjar Pranowo

PORTAL BREBES - Dua balai milik desa di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang untuk sementara di alih fungsikan sebagai barang pengungsian.


Itu menyusul telah terjadinya erupsi Gunung Merapi. Bahkan untuk saat ini warga mulai mengungsi ke sejumlah tempat guna menghindari kemungkinan terburuk.


Dua balai milik desa yang telah difungsikan sebagai barak diantaranya di Desa Deyangan dan Banyurojo.


Meski dalam kondisi darurat, namun upaya pencegahan terhadap tertularnya virus covid-19 tetap dilakukan. Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan di seluruh barak.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Sekdes Adisana Bumiayu Raup Omzet Jutaan Rupiah
Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat kemudian menyekat selurun ruang balai.


Seperti dikutip Portal Brebes dari Portal Jogja.com dengan judul " Barak Pengungsi di Magelang Pakai Bilik, Satu Keluarga Satu BIlik Sesuai Protokol Kesehatan" itu kini sudah mulai difungsikan.


Sejumlah warga pengungsi mulai memakai fasilitas itu bersama keluarga. Saat erupsi Merapi 2010, gedung tersebut juga dipakai untuk menampung pengungsi dari warga Desa Sawangan.

Baca Juga: Enam Cara Antisipasi Dampak Negatif Bagi Anak Saat Berselancar di Dunia Maya
Bilik-bilik seluas 3 meter persegi itu ditempati keluarga yang punya lansia, ibu hamil, anak-anak dan penyandang disabilitas. atau satu keluarga. Di Desa Deyangan untuk menampung warga Dusun Trono Desa Krinjing, Pugeran dan Trayem.


Sementara pengungsi di Desa Banyurojo adalah warga Dusun Babadan, Paten Kecamatan Dukun. Mereka semua itu warga yang tinggal di dekat puncak Merapi.


"Sudah sesuai standar protokol kesehatan ada tempat cuci tangan, hand sanitizer dan kami siapkan masker serta sudah dilakukan rapid tes,"kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto, Sabtu, 7 November 2020.

Baca Juga: Merasa Tidak Dibutuhkan dan Tidak Tahu Caranya, Penyebab Ayah Enggan Asuh Anak
Sementara itu salah satu pengungsi Samini,50, mengatakan merasa nyaman dengan kondisi pengungsian yang disiapkan. Sebab, semua pengungsi bersama keluarga masing-masing.

"Nyaman teng mriki, soale dipisah-pisah, saya sama cucu. Kalau anak saya tetap jaga di desa, tapi siang menengok ke sini,"katanya.

Edy menambahkan semua aparat dan BPBD dan perangkat desa tetap memntau dan melakukan patroli di semua desa yang ditinggal warga mengungsi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah keamaan. ***

Editor: Harviyanto

Sumber: Portal Jogja (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler