Dari Kongres Guru dan Lahirnya PGRI, 25 November Menjadi Hari Guru

- 25 November 2020, 07:27 WIB
Hari Guru/Portal Brebes
Hari Guru/Portal Brebes /


PORTAL BREBES - Hari ini, 25 November adalah Hari Guru. Hari untuk menunjukkan penghargaan kita terhadap jasa para bapak dan ibu guru.

Dan untuk tahun ini, peringatan Hari Guru jelas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena kebanyakan sekolah terpaksa melaksanakan proses belajar secara daring, peringatan Hari Guru yang biasanya diwarnai kegiatan upacara dan peringatan khusus di sekolah-sekolah, mungkin kali ini digelar secara sederhana atau bahkan ditiadakan karena adanya pandemi Covid-19.

Nah sebagai bagian dari penghargan dan penghormatan atas jasa para Bapak dan Ibu Guru, ada baiknya kita menengok kembali lintasan sejarah lahirnya Hari Guru berikut ini;

Baca Juga: Jika Anda Hobi alan-Jalan, Jangan Lupa Kunjungi 7 Destinasi Wisata Menarik di BogorBaca Juga: Jika Anda Hobi alan-Jalan, Jangan Lupa Kunjungi 7 Destinasi Wisata Menarik di Bogor
Pengakuan keberadaan guru melalui penetapan Hari Guru Nasional sendiri sejarah panjang. Jika menilik catatan masa lalu, momentum ini bermula dengan perjuangan para guru Tanah Air melalui Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912.

Di masa kolonial, organisasi unitaristik ini beranggotakan para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Umumnya mereka bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Di masa yang sama, berkembang juga organisasi guru dengan beragam latar belakang seperti keagamaan, kebangsaan, dan lainnya.

Nama PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) sekira dua dekade kemudian. Penambahan kata "Indonesia" mengejutkan dan menciutkan pemerintah Belanda. Pasalnya, kata tersebut mencerminkan semangat kebangsaan.

Berawal dari situlah, kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan kian membuncah. Keduanya mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Secara bertahap, jabatan Kepala HIS yang dulu selalu dipegang orang Belanda, mulai diambil alih orang Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru Indonesia tak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "Merdeka!"

Baca Juga: Sepuluh Tips Ampuh Buat Anggrek Anda Lebih Sering Berbunga

PGI dibungkam oleh Jepang. Pada masa tersebut, pemerintah Jepang melarang semua organisasi dan menutup semua sekolah.

Halaman:

Editor: Marsis Santoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah