Network
PORTAL BREBES – Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia diramaikan dengan kebocoran data yang dilakukan oleh Bjorka. Tak tanggung-tanggung kebocoran data tersebut menyangkut data-data pejabat dan petinggi di Indonesia.
Hingga saat ini, sejumlah unsur terkait masih terus mencari Bjorka, hingga menyeret nama Putra Aji Adhari, yang dulu dikenal mampu meretas situs NASA.
Sebagaimana Portalbrebes mengutip dari Pikiran-Rakyat.com, bahwa beriringan dengan adanya berita tentang Bjorka, Denny Sumargo mengunggah sebuah video melalui kanal youtube Curhat Bang Denny Sumargo. Video tersebut menampilkan Denny Sumargo dengan dua orang pria yaitu Putra Aji Adhari dan Rio.
Baca Juga: Aturan Baru, Pembelian BBM Subsidi Mobil Bakal Dibatasi
Putra, pria asal Banten ini pernah terkenal akibat berhasil meretas situs National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada usia 15 tahun.
Mengetahui hal tersebut, Denny Sumargo merasa heran karena Putra tidak tertangkap meski telah meretas situs NASA.
“Karena di NASA itu ada programnya mas, program Bug Bounty. Jadi Bug Bounty itu gini itu kaya sayembara gitu mas. Jadi Bug Hunter kalo menemukan celah keamanan di NASA terus bakal report ke NASA,” kata Putra.
Baca Juga: Jokowi: Banyak Kriteria untuk Sosok Pengganti Anies Baswedan Sebagai Pj Gubernur Jakarta
Dari penuturannya Puta menjelaskan bahwa yang dilakukannya terhadap situs NASA merupakan perbuatan ilegal karena program tersebut diadakan oleh Nasa guna mengetahui kualitas keamanan yang dimiliki situsnya agar aman dari serangan hacker.
Putra yang kini berusia 18 tahun telah berhasil bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar berkat kepandaian yang dimilikinya dalam bidang informatika.
Video berdurasi sekitar 30 menit ini juga berisi penjelasan mengenai Black hat, White hat, dan Grey hat. Menurut Rio, hal tersebut dapat dibedakan dengan motif yang melatarbelakangi hacker tersebut.
Black hat merupakan hacker yang meretas situs dengan niat yang buruk, tentunya dilakukan secara ilegal.
Baca Juga: Menhub: Dana Subsidi BBM Dialihkan untuk Biaya Konversi ke Kendaraan Listrik
White hat merupakan hacker yang menggunakan kemampuannya untuk menguji kekuatan sebuah sistem atau mencari celah mana yang harus diperbaiki.
Grey hat tidak seperti black hat yang memiliki motif jahat dalam meretas sistem, akan tetapi grey hat juga tidak selalu melakukan peretasan dengan legal.
Putra berpendapat bahwa Bjorka termasuk ke dalam kategori Black hat karena memiliki tujuan jahat dengan mencuri data dan membocorkan data.
Kasus pencurian dan pembocoran data yang dilakukan ini masih menjadi misteri apakah dilakukan secara individual atau kelompok.
Baca Juga: Buntut Kecelakaan Brebes Karena Asap, Ganjar Tegur Warga Bakar Rumput Dekat Tol
Sejauh ini Putra mengaku ia telah dihubungi oleh beberapa pihak pemerintah untuk membantu penemuan kasus Bjorka.
Keduanya juga dipastikan aman dan tidak tersangkut kasus Bjorka, lantaran Rio merupakan profesional yang bekerja di sebuah perusahaan dan Putra memastikan dirinya seorang white hat.
“Sebagai Bug hunter dan cyber security professional juga. Sebenarnya saya dari dulu emang masuknya ke kategori white hat,” ucap Putra.
Putra menjelaskan ia bertugas membantu perusahaan untuk mencari celah keamanan agar perusahaan dapat memperbaiki sistem keamanannya.
Baca Juga: Menyoal Aksi Bjorka, Begini Tanggapan Rocky Gerung
Menurut Putra, situs-situ pemerintah masih memiliki banyak kelemahan. Ia berharap dengan adanya kasus Bjorka, pemerintah indonesia dapat meningkatkan keamanan situsnya.
“Mungkin dengan adanya kasus Bjorka ini buat tamparan juga buat pemerintah biar lebih sadar, berbenah juga bahwa cyber security, penetration testing, bug hunter itu penting banget,” ujar Putra Aji Adhari.
Disclaimer: Artikel ini juga sudah ditayangkan di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pernah Retas NASA, Hacker Asal Indonesia Ini Digadang Lebih Jago dari Bjorka.***
