Tampil di Penjuru Kedai Kopi, Manusia Nol di Tegal Gugah Pemerintah Peduli Seni

- 24 Juni 2022, 07:41 WIB
Apas Khafasy dalam aksi panggung di Kedai Jati Kopi
Apas Khafasy dalam aksi panggung di Kedai Jati Kopi /dok/Ist Portal Brebes/

PORTAL BREBES - Banyak orang yang menjadikan senja sebagai waktu untuk menuangkan perasaan melalui rangkaian kata-kata. Dari waktu yang singkat tersebut menjadi Inspirasi.

Apas Khafasy seniman asal Tegal yang unik, nyentrik dan selalu tampil apik serta sangat pandai menjalin silahturohmi dikalangan satrawan, seniman maupun kalangan lainnya.

Menariknya lagi,  entah mengapa meskipun seorang seniman Ia lebih memilih disebut sebagai Manusia Nol di Tegal

Baca Juga: Lihat! Apa Tanggapan Wakil Walikota Tegal Jumadi Saat Dikatain Tidak Punya Etika

Bergerak tanpa batas berkarya tanpa titik hingga ekpresi menyatu kala ber inspirasi, membuat penampilannya yang nyentrik semakin mampu menghipnotis pengunjung.

Sepertihalnya saat tampil  road show disetiap kedai kopi saat jelang tengah malam bersama rekannya dari Lumbung Seni di Kedai Jati Kopi sudut Kota Slawi Kabupaten Tegal.

Tampilannya yang memecah suasana malam dengan suaranya yang menglegar mengundang decak kagum pengunjung Kedai Jati Kopi Tegal.

Baca Juga: Wow.. Sambal Pecak Tauge Jadi Menu Favorit Dyah Probondari, Wakil Ketua PKK Tegal

Bahkan hampir sebagian pengunjung Kedai Jati Kopi memberikan aplouse untuknya usai bergerak menari dengan puisi "Kata dalam Kota"

Menyoal aksi panggung dan penampilannya yang kerap dilakukan di beberapa Kedai Kopi, Apas Khafasy hanya bisa menghela nafas panjang.

Pasalnya, saat ini kesempatan untuk lebih memperkenalkan seni bagi generasi sangat kecil kesempatannya.

Baca Juga: Ayo Simak! Wawalkot Tegal Muhammad Jumadi Blak-Blakan Buka Suara Soal Kepindahannya Ke PDI Perjuangan

" Sekarang sulit tidak seperti dulu, bahkan harus melalui banyak prosedur dilalui padahal belum tentu di setujui oleh pihak sekolah" ujar salah seorang rekan teaternya Lumbung Seni.

Kini Apas Khafasy dan rekan seniman lainnya harus berjuang melewati malam diantara kedai kopi, padahal melestarikan seni dan budaya sangat berperan dalam kehidupan.

Apalagi untuk bekal pendidikan agar seni.dan budaya tetap mampu mengisi edukasi para generasi menjaga agar tak pudar ditelan perkembangan tekhnologi***

 

 

 

Editor: Cahyo Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah