Asal Usul 'Tirus', Sebutan Blok Perlintasan KA di Jalan Kapten Sudibyo Kota Tegal

- 3 Februari 2023, 20:34 WIB
Simpang Tirus Kota Tegal
Simpang Tirus Kota Tegal /

PORTAL BREBES- Orang Tegal pasti tahu dengan kata "Tirus" , yaitu sebuah istilah yang menunjukan kata keterangan untuk sebuah kawasan di ujung selatan Jalan Kapten Sudibyo, Kota Tegal.

Bagi sebagian besar orang, istilah "Tirus" pasti akan dikaitkan dengan warung sate atau perlintasan rel Kereta Api.

Mungkin wajar saja jika orang mengaitkan istilah "Tirus" dengan kuliner bergengsi dan termewah bagi kalangan warga Tegal, yaitu sate kambing muda.

Baca Juga: Pesona Kafe Alam Pancawati yang Menyatu dengan Hutan Pinus

Hal itu lantaran di kawasan "Tirus" memang banyak bertebaran penjual sate kambing.

Bahkan, di kawasan "Tirus" itulah cikal bakal dari keberadaan warung sate kambing di Kota Bahari itu.

Di sisi lain, ada juga yang menghubungkan istilah "Tirus" dengan perlintasan rel Kereta Api.

Hal itu dikarenakan di kawasan "Tirus" terdapat perlintasan rel Kereta Api jalur cepat jurusan Jakarta-Surabaya.

Baca Juga: Masih Nunggu Panggilan Kerja? Sambil Nyobain Usaha Mandiri Yuk, Lumayan Lho Cuannya

Perlintasan rel Kereta Api itu menjadi penegas batas antara Jalan KS Tubun yang membujur ke arah timur dan Jalan Kapten Sudibyo yang membujur ke arah utara.

Di tahun 2023 ini, kawasan "Tirus" kembali mengemuka sehubungan wacana akan dibangunnya fly over oleh Kementrian Perhubungan RI.

Berikut adalah kisah usang yang dituturkan berulang oleh para orang tua berkaitan dengan asal usul Tirus yang menghubungkan Jalan Kapten Sudibyo, Jalan KS Tubun, Jalan Gatot Subroto dan Jalan KS Tubun.

Baca Juga: Bikin Salah Tingkah! Ucapan Hari Valentine Anti Mainstream untuk Mantan Pacar

Dari berbagai sumber menyebutkan, "Tiru" adalah nama seorang Meneer Belanda yang mempunyai nama lengkap Van Tirus.

Van Tirus bukanlah tentara, dia berprofesi sebagai  saudagar yang mengelola perkebunan dan perdagangan antara tahun 1887 sampai 1913.

Dikabarkan, Van Tirus mendiami kawasan itu lantaran mendapat hak pengelolaan lahan perkebunan seluas 30 hektar dari pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga: Traveler, Yuk Jelajahi! Pesona Wanawisata Sirah Pemali Winduaji Brebes

Akhirnya warga menjadi latah dari dulu jika menyebut kawasan perkebunan atau blok disitu dengan menyebutkan nama pemiliknya, Tirus.

Versi lain mengatakan, istilah "Tirus" merupakan kependekan dari kata dialek Tegal yaitu Mati Ora Urus, artinya mati nggak keurus. Hal itu merujuk kepada banyaknya korban tabrak kereta api yang rata-rata tidak terurus dengan benar.***

 

 

 

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x