Pada hari Jum’at Kliwon dalam penanggalan jawa bulan Aji tanggal 15 tahun Alif, digelar sayembara “Adu Silem”, yaitu menyelam dalam Sungai Jamban Ndalem.
Segala perlengkapan sayembara dipersiapkan antara lain meminjam gamelan Lokananta dari Cirebon yang konon pada waktu itu gamelan tersebut bisa berbunyi sendiri tanpa ditabuh untuk mengiringi kedua tokoh dalam Adu Silem.
Para panitia (dahulu disebut upas-upas) membuat Ajir (Galah) sepanjang 5 meter sebanyak 2 batang kemudian ditancapkan di tengah (kedhung) Jamban Ndalem.
Seluruh masyarakat dan pejabat di Kadipaten Pemalang berkumpul di suatu tempat yang disebut Rengas Doyong untuk menyaksikan acara Adu Silem dua tokoh tersebut. Adu Silem dimulai jam 8 tepat.
Kyai Martoloyo dan Martojoyo turun ke Sungai Jamban Ndalem menuju pada Ajir (Galah) yang sudah ditancapkan sesuai dengan posisi masing-masing. Pada jam 12 Kyai Martoloyo yang mewakili Pegongsoran muncul ke permukaan.
Rakyatpun bersorak kemudian pada jam 2 (lingsir) lebih 6 menit, Kyai Martojoyo dari wilayah Sirandu dan Siber muncul ke permukaan.
Rakyat pun bersorak sekaligus menyambut kemenangan Kyai Martojoyo yang menyelam lebih lama.