Menkes Budi Gunadi Sadikin Minta Maaf Atas Pernyataan Wamenkes Soal DKI Terburuk dalam Atasi Pandemi

28 Mei 2021, 16:51 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan klarifikasi dan minta maaf soal pernyataan Wamenkes yang menyebut Pemprov DKI Jakarta terburuk dalam penanganan pandemi Covid-19 /Twitter.com /@setkabgoid

PORTAL BREBES - Setelah Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono sempat memberi nilai E atau yang terburuk kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kualitas pengendalian pandemi Covid-19 selama pekan epidemiologi ke-20 (16-22 Mei 2021).

Kini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan klarifikasi bahwa kategorisasi dalam penilaian penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta bukan merupakan bagian dari penilaian kinerja pemerintah daerah.

Pemberian nilai E atau terburuk kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disampaikan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono saat memberi keterangan dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Kamis 27 Mei 2021 yang disiarkan secara virtual.

Ia menyebutkan bahwa penilaian kualitas pengendalian pandemi itu berdasar pada tingkatan laju penularan dan tingkat kapasitas respon layanan kesehatan di setiap daerah.

"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta, tetapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu 'bed occupation rate' dan pengendalian provinsinya masih baik," kata Dante seperti dilansir Antaranews.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Dapat Nilai E dari Kemenkes, Ferdinand Sindir Anies Baswedan Terlalu Sibuk Urus Palestina

Namun hari ini, Jumat 28 Mei 2021 Menteri Kesehatan Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan klarifikasi.

Ia menyebut bahwa kategorisasi dalam penilaian penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta bukan merupakan bagian dari penilaian kinerja pemerintah daerah

"Saya minta maaf atas kesimpangsiuran berita. Indikator ini tidak menjadi penilaian kinerja kota/kabupaten, provinsi. Apalagi tenaga kesehatannya sudah paling baik yang mereka lakukan," katanya dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Jumat 28 Mei 2021 siang.

Budi bahkan mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan penanggulangan Covid-19, termasuk dalam melaksanakan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus serta vaksinasi.

"Saya lihat banyak hal yang dilakukan dengan baik. DKI testingnya sangat tinggi. Testing sangat menentukan untuk mengatasi pandemi, harus terapkan testing, tracing (pelacakan), treatment (penanganan) hingga kesiapan rumah sakit serta strategi yang baik dan vaksinasi," katanya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Budi, juga termasuk tiga provinsi di Indonesia yang paling agresif dalam melaksanakan program vaksinasi selain Bali dan Yogyakarta.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Jumat 28 Mei 2021, Saksikan Cinta Buta dan ONE Championsip

"Terima kasih kepada Pemda DKI karena vaksinasi lansia tertinggi di DKI, lebih 60 persen. Karena untuk kelompok lansia risikonya lebih besar, pasca-Lebaran semua orang ingin ketemu lansia," katanya.

"Minimal mereka tidak sampai dirawat di rumah sakit. Kalaupun masuk rumah sakit, bisa lebih cepat sembuhnya dan tekanan di rumah sakit pun juga rendah," ia menambahkan.

Budi juga menilai DKI Jakarta unggul dalam hal menyiapkan rumah sakit daerah menghadapi peningkatan jumlah pasien Covid-19.

"Misalnya puskesmas dan rumah sakit daerah di Kramatjati dan Setiabudi, sampai lansianya dikejar untuk penyuntikan. Saya ke RSUD di Pasar Minggu juga kondisinya baik, persiapan (mengantisipasi) lonjakan pasien baik. Apresiasi saya terhadap aparatur di DKI dan nakes di DKI mulai dari Kepala Dinas Kesehatan, RSUD, puskesmas, dan lainnya," katanya.***

 

 

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler