Ada 3 Hikmah Pelajaran Yang Dapat Dipetik dari Gelar Haul Wafatnya Ulama, Ini Penjelasannya

4 September 2022, 19:18 WIB
Gus Sohibul Ulum dalam acara haul sesepuh ulama NU di Tembok Kidul, Adiwerna, Kabupaten Tegal, Minggu ( 4/9/2022) /Riyanto Jayeng Portal Brebes/Dok Santri Ndeso

PORTAL BREBES- Dalam kultur organisasi Nahdlatul Ulama ( NU) memperingati hari wafatnya para ulama atau yang diistilahkan dengan Haul dianggap sebagai tradisi yang  bernilai positif dan sudah lazim dilakukan.

Perhelatan Haul biasanya dilaksanakan secara berjamaah yang isinya munajat doa- doa bagi almarhum ulama yang ditujukan kepada Allah SWT yang fungsinya untuk membahagiakan ahli kubur.

Ternyata, Ada 3 hikmah pelajaran yang dapat dipetik dari gelar peringatan Haul itu. Begini penjelasannya.

Baca Juga: Santri Ndeso Tegal Tak Terima Pendapat Faizar yang Menyebut Kitab Samsul Maarif Sumber Sihir

Dikutip Portal Brebes dari video yang diunggah akun instagram Syarifudin Syarifudin, tentang pernyataan Gus Sohibul Ulum, Putra KH Zainudin Djazuli Ploso Kediri.

Dalam acara Haul ke 25 sesepuh warga Nahdlatul ulama di Desa Tembok Kidul, Adiwerna, Kabupaten Tegal, Minggu 4 September 2022, Gus Sohibul Ulum mengatakan begini.

Kata Gus Sohibul Ulum, minimal ada 3 hikmah pelajaran yang dapat dipetik dari acara haul wafatnya ulama.

Baca Juga: Viral! Santri Ndeso Kecam Ketum PPP Yang Pidato Lecehkan Ulama, Begini Kronologinya

Pertama adalah Lil Istighfar yang artinya memohon ampunan kepada Allah SWT dengan membacakan doa serta meminta rahmat untuk diri kita dan para guru, khususnya guru yang sedang diperingati haulnya.

Hikmah kedua yaitu Lil Istidzkar, artinya melalui forum haul, kita yang masih hidup bisa meneladani dengan mengenang perjanan hidup dan mengingat kembali kebaikan-kebaikan yang dilakukan almarhum.

Ketiga adalah Lil Istijma’, yakni agar kelak setelah meninggal dunia, arwah kita dikumpulkan bersama para guru dan ulama.

Baca Juga: Viral! Santri Ndeso Tegal Kecam Gus Samsudin yang Berkata Rasulullah Pernah Melakukan ini

Gus Sohibul Ulum menuturkan, sang proklamator, Bung Karno pernah berkata, bangsa yang besar adalah yang menghormati dan menghargai jasa para pahlawannya.

" Seperti halnya acara haul pagi ini, merupakan bentuk penghormatan kita semua kepada para orang tua dan guru kita, kita semua berharap mengalirnya barokah untuk kita semua, " kata Gus Sohibul Ulum.

Sementara, Ketua PWNU Jateng yang turut hadir dalam acara haul tersebut, KH Mohamad Muzamil mengatakan, sebagai warga NU harus cakap dan piawai dalam melestarikan tradisi dan budaya Nahdliyin.

Baca Juga: Viral! Ustad Syarifudin Tanggapi Unggahan YouTube Benteng Aqidah, Diduga Ada Unsur Kebencian

Kebesaran organisasi NU bukan datang tiba- tiba, tetapi melalui proses panjang kerja keras para pejuang NU seperti KH Kholil Bangkalan KH Hasyim Asyari dan sejumlah tokoh NU lainnya.

" Bermula dari komite Hijaz sampai pemberian tongkat KH Kholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asyari yang merupakan simbol dari keteguhan dan keyakinan sikap untuk melanjutkan ajaran islam Ahlussunnah wal jamaah di nusantara, " ujarnya.

Di sisi lain, KH Mohammad Muzamil menegaskan, bahwa bagi warga NU, kepatuhan kepada Kiai adalah hal yang mutlak sebagai ajaran NU yang tidak bisa di tawar.

Baca Juga: Adi Iman Santoso Terpilih Pimpin Kadin Kota Tegal Periode 2022-2027

Pada kesempatan acara haul itu, Anggota DPRD Kabupaten Tegal, Ustad Hujatul Islam, mengatakan, Gus Sohib mengajak umat muslim terutama warga Nadhliyyin untuk tetap rukun dan kompak dalam menghadapi segala hal.

Sementara menurut Ustadz Sohib Firdaus selaku panitia acara haul mengaku sangat merasakan adanya semangat baru dalam mengabdi kepada masyarakat dan bangsa terutama tentang pentingnya bentuk tawadhu terhadap para Kiai.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Sumber: akun instagram

Tags

Terkini

Terpopuler