PORTAL BREBES – Sebanyak 40 pelaku bisnis kuliner dari UMKM binaan BKK, restoran, cafe, Coffeshop hingga lainnya diharapkan mambu menambah ide dan pengetahuan untuk menciptakan menu makanan baru dengan teknik fusion.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinparbudpora Pekalongan Dede Umihani di aula Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu 9 November 2022 kemarin.
Menurutnya, tidak dipungkiri, subsektor kuliner kota Pekalongan menjadi salah satu ekonomi kreatif (ekraf) yang dapat melewati masa krisis pandemi dengan angka yang cukup stabil.
Melihat potensinya, Pemerintah kota Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) mendorong pelaku bisnis kuliner untuk melebarkan pangsa usahanya melalui pengembangan menu.
Dikatakan, bahwa ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide, kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai faktor utama produksi. Sehingga perlu adanya upaya lebih untuk meningkatkan sumber daya manusia agar mereka mampu memiliki 3 faktor tersebut, diantaranya melalui pelatihan.
"Ini pelatihan kedua untuk subsektor kuliner, Agustus lalu kita latih pelaku bisnis kuliner terkait manajemen keuangan, kali ini kita beri pelatihan bagaimana mengembangkan menu-menu produk mereka agar bisa menaikkan omset penjualannya. Pekalongan potensinya besar sekali untuk kuliner, saya lihat masyarakatnya sangat gemar berkuliner," tutur Dede pada kegiatan pelatihan ekraf pengembangan menu usaha kuliner di aula Museum Batik Pekalongan, dilansir dari laman resmi Pemkot Pekalongan, Sabtu 12 November 2022.
Baca Juga: Borobudur Marathon 2022 Tuai Apresiasi Kepada Ganjar, Warga : Alhamdulilah
Lebih lanjut, usai membuka pelatihan ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya mengatakan selain sektor kriya, kuliner juga memiliki laju peningkatan yang sangat tinggi dengan banyak bertumbuhnya usaha kuliner baik online dan offline.
Sempat bergerak usaha di bidang kuliner, Inggit memberikan beberapa tips kepada peserta untuk selalu menjaga kualitas bahan baku, cita rasa, memperhatikan plating dan packaging, memperhatikan kecepatan service dan pemasaran/promosi.