Aneka Jenis Masker dan Fungsinya yang Perlu Diketahui dalam Menghadapi Pandemi

- 27 November 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi masker/Portal Brebes
Ilustrasi masker/Portal Brebes /

PORTAL BREBES – Satu-satunya alat pelindung diri di tengah pandemi virus penyebab Covid-19 dewasa ini adalah mengenakan masker baik saat berada di luar rumah maupun beraktivitas lainnya.

Di luar itu, selalu menjaga jarak saat berada di antara orang-orang lain, sering mencuci tangan pakai sabun dan menjaga asupan makan bevitamin agar bisa tetap sehat mengingat penyebaran virus di dalam negeri yang tak kunjung melandai.

Namun tentang masker, seperti kita ketahui bersama ternyata masker itu memiliki berbagai macam jenis. Karenanya kita harus tahu jenis masker yang seperti apa yang paling baik dan berhasil untuk mencegah virus corona.

Baca Juga: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto Sempat Dipasang Ventilator dan Oksigen Dalam Darah di Bawah 80

Nah dikutip PortalBrebes.Com dari mantrasukabumi.com pada 27 November 2020, pada artikel berjudul  Jenis Masker yang Paling Baik dan Berhasil untuk Pencegahan Virus Corona yang Semakin Meningkat, berikut ini beberapa jenis masker yang perlu kita ketahui:

1.Masker Respirator

Respirator yang telah diuji kelayakan dan segelnya terbuat dari serat kusut yang sangat efektif dalam menyaring patogen di udara.

Masker respirator yang paling utama harus memenuhi standar filtrasi yang ketat yang telah ditetapkan oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH).

Diameter virus korona diperkirakan 125 nanometer (nm), mengingat hal ini, alangkah lebih baiknya untuk mengetahui bahwa:

Masker Respirator N95 yang bersertifikat dan dapat menyaring 95 persen partikel yang memiliki ukuran 100 hingga 300 nm.

Baca Juga: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto Dimakamkan dengan Protokol Pencegahan Covid-19

Masker Respirator N99 ini memiliki kemampuan menyaring 99 persen partikel.

Masker Respirator N100 ini memiliki kemampuan yang dapat menyaring 99,7 persen partikel ini.

Beberapa dari alat pernafasan ini memiliki katup yang memungkinkan udara yang dihembuskan keluar, sehingga memudahkan pengguna untuk bernafas. akan tetapi, hali ini sisi negatifnya adalah orang lain akan rentan atas partikel dan patogen yang dikeluarkan atau dihembuskan melalui katup ini.

Petugas layanan kesehatan garis depan dan pekerja lain yang perlu menggunakan masker ini sebagai bagian dari pekerjaan mereka diuji setidaknya setahun sekali untuk memverifikasi ukuran dan kesesuaian respirator.

Hal ini juga termasuk memeriksa kebocoran udara menggunakan partikel uji tertentu. Tes rutin ini membantu memastikan bahwa partikel dan patogen berbahaya tidak dapat bocor.

2.Masker bedah

Ada berbagai macam jenis masker bedah, hal ini biasanya, masker itu sekali pakai dan sekali pakai ini dan dipotong menjadi persegi panjang dengan lipatan yang melebar supaya menutupi mulut, hidung, dan rahang Anda yang terdiri dari kain sintetis serta dapat bernapas.

 

 Baca Juga: Positif Infeksi Covid, Bupati Stubondo Dadang Wigiarto Meninggal Dunia

Namun tidak seperti halnya masker respirator, masker bedah ini tidak perlu memenuhi standar filtrasi NIOSH. Mereka tidak diharuskan untuk membentuk segel kedap udara di area wajah Anda yang mereka tutupi.

Seberapa baik masker bedah menyaring patogen sangat bervariasi, dengan laporan berkisar dari 10 hingga 90 persen.

Selain terlepas dari perbedaan-perbedan dalam kapasitas filtrasi dan kesesuain, dalam uji coba yang dilakukan secara acak telah menemukan bahwa masker bedah dan respirator N95 dapat mengurangi risiko penggunanya dari berbagai penyakit pernapasan dengan cara yang sama.

Unsur penggunaan atau kepatuhan yang Konsisiten dan tepat dalam memainkan peran yang lebih penting dari pada jenis masker atau respirator tingkat medis yang dikenakan oleh para penelitian dan penelitian lain telah mendukung temuan ini.


3.Masker kain

Masker kain do-it-yourself (DIY) kurang efektif dalam melindungi para pemakainya karena sebagian besar memiliki celah di dekat hidung, pipi, dan rahang tempat tetesan kecil dapat terhirup. Selain itu, kainnya sering kali keropos dan tidak dapat menahan tetesan kecil.

Meskipun masker kain cenderung kurang efektif dibandingkan masker kelas medis, hasil eksperimen menunjukkan bahwa masker kain jauh lebih baik daripada tanpa masker sama sekali saat dikenakan dan dibuat dengan benar.*** (Mohammad Dzikri Mudzakir M/Mantra Sukabumi)

 

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x