PORTAL BREBES - Menceritakan tentang karomah yang dimiliki oleh Almarhum Habib Jafar bin Muhammad Al Kaff Kudus memang tidak ada habis-habisnya.
Ulama kharismatik yang terkenal dengan sebutan wali Dzadab itu telah banyak meninggalkan cerita-cerita diluar nalar manusia. Tapi cerita itu tetap saja banyak yang meyakini kebenarannya.
Selain dianggap memiliki garis keturunan ke Rasulullah Muhammad SAW, orang tua Habib Jafar juga merupakan orang alim yang keilmuannya sudah tidak diragukan umat Islam kala itu.
Sehingga sangat wajar kalau Habib Jafar juga mewarisi keilmuan orang tuanya dan datuk-datuknya yang terlebih dulu kembali ke rahmatullah.
Baca Juga: Habib Jafar Al Kaff Dikenal Sebagai Wali Allah, Almarhum Dimakamkan di Ploso Kudus
Tentang karomah Habib Jafar Al Kaff, juga diceritakan oleh Habib Umar Munthohar Semarang. Cerita ini dikutip dari akun instagram@omahsantri.id.
Suatu ketika, Habib Umar mendapat undangan ke Purwokerto, Jawa Tengah. Tiba-tiba, Habib Ja’far yg waktu itu sedang di rumah Habib Umar ingin ikut ke Purwokerto bersamanya.
“Lho, Bib. Purwokerto itu jauh,”kata Habib Umar.
“Aku ikut,” kata Habib Ja’far, meminta untuk kedua kalinya.
Akhirnya Habib Umar mengizinkan Habib Jafar Al Kaff ikut ke Purwokerto.
Namun, pada saat perjalanan baru sampai di Tugumuda, Habib Ja’far meminta untuk berhenti.
“Kiri!” kata Habib Ja’far setengah berteriak.
“Lho, Bib. Kita ini mau ke Purwokerto,” ujar Habib Umar.
"Wis, pokoknya ngiri (sudah, pokoknya ke kiri)!” tegas Habib Ja’far
Akhirnya, mobil yang seharusnya ke Selatan, berubah haluan menjadi ke arah Timur. Setelah berjalan sekitar 1 Km, di perempatan jalan, Habib Ja’far kembali berteriak: “Kanan!”
Sopir mengikuti instruksi Habib Ja’far. Mobil melaju ke arah Selatan, melaju sekitar 500 m, di jalan samping kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota.
“Berhenti! Ini ada orang mati yang menangis berteriak-teriak minta tolong. Ayo kita tolong!” kata Habib Ja’far.
Baca Juga: Punya Karomah Tinggi, Almarhum Habib Jafar Juga Dekat dengan Habib Lutfi dan Presiden Jokowi
Mereka lalu turun dari mobil, dan Habib Ja’far berjalan di depan, sedang Habib Umar membuntuti dibelakangnya. Mendadak Habib Ja’far berhenti di atas makam dengan tanda non-muslim di atasnya.
“Mayit ini sedang dipukuli malaikat. Ayo dibacakan syahadat, masukkan dia ke Islam!”kata Habib Ja’far sembari memerintahkan Habib Umar.
Tidak menunggu lama, Habib Umar menyentuh tanah di atas pusara. Beliau membacakan syahadat sebagai pertanda menuntun mayat yang ada di makam tersebut. Setelah selesai, Habib Ja’far memimpin doa, sementara Habib Umar mengamini doanya.
“Sudah, dia (mayit) sekarang sudah diam. Dia akan mengabari saudara-saudaranya, bahwa berislam itu enak,” kata Habib Ja’far.
Karena masih janggal, di dalam mobil, Habib Umar mendesak kepada Habib Jafar tentang rahasia di balik apa yang baru saja terjadi.
“Sudah, pokoknya nanti baik,” jawab Habib Ja’far.
Tak lama, sejak kejadian tersebut, tidak kurang dari 40 orang menyatakan diri masuk Islam dan meminta dituntun syahadat oleh Habib Umar Muthohar.
"Nah itu, dia memberi tahu saudara-saudaranya, bahwa masuk Islam itu enak,"tutur Habib Ja'far.
“Jadi ada yang dari Demak, Kudus, dan lain sebagainya, orang-orang masuk Islam. Saya tidak kenal mereka dan mereka tidak kenal saya," kenang Habib Umar.
Cerita tersebut ditulis oleh Ahmad Munzir. Cerita itu lalu mendapat tanggapan dari sejumlah warganet. Mereka meyakini kalau itu memang bagian dari karomah yang dimiliki ulama di kalangan nahdliyin.
Seperti disampaikan pemilik akun@al_jufri13 "Derajat/makom kewalian itu cuma ada di NU. Dan sesiapa yg dekat wali"nya Allah maka hidupnya penuh dg keberkahan. Kisah diatas bisa dijadikan pelajaran. Orang kafir yg sdh meninggalpun bisa beriman dan masuk surga lewat karomah dan barokah seorang waliyullah dan tentunya ini sdh kehendak Allah SWT"tulis pemilik akun tersebut dengan membubuhi emoji salam 3x.***