"Dapat dilihat bahwa antara tahap Material on Area (MOA) dan Material on Site (MOS) terdapat kesenjangan. Jadi material sudah tersedia di titik di area tersebut, menunggu transportasi ke titik tujuan yang umumnya merupakan medan yang sulit.
Ada juga kesenjangan MOS dengan Ready for Service (RFS), artinya seluruh perangkat, material dan kelengkapannya sudah selesai proses instalasi dan siap diintegrasikan dengan layanan dari operator telekomunikasi," ujar Dirut BAKTI Kementerian Kominfo.
Di level global, Dirut Anang Latif menyatakan saat ini terjadi kelangkaan pasokan microchip yang berdampak pada ketersediaan beberapa perangkat telekomunikasi.
Baca Juga: Tarif Tol Jakarta - Brebes, Pemalang, dan Batang Jelang Lebaran 2022
"Adanya kelangkaan yang terjadi secara global (global shortage) pada supplymicrochip juga berdampak pada supply beberapa perangkat telekomunikasi yang digunakan dalam pembangunan BTS," tuturnya.
Selain itu, gangguan keamanan menjadi tantangan tersendiri, terutama di Papua. Dirut BAKTI Kominfo menyatakan saat jumlah lokasi BTS yang dibangun di Papua dan Papua Barat mencapai sekitar 65% dari total BTS yang dibangun oleh BAKTI di seluruh Indonesia.
"Pada tanggal 2 Maret lalu, terjadi serangan penembakan di Kabupaten Puncak yang menewaskan 8 pekerja. Dari insiden tersebut, pekerjaan implementasi di hampir seluruh di Propinsi Papua dihentikan atas instruksi dari otoritas di Papua," ungkapnya.
Baca Juga: Simak Ini! Jadwal TV GTV Global TV Hari Ini Jumat 15 April 2022, Ada E Sport Star Indonesia
Bagaimanapun, akselerasi pemerataan pembangunan di daerah 3T terus berjalan. Dirut Anang Latif optimistis target pembangunan BTS 4G di Indonesia akan tercapai tahun ini.