Namun, baru separoh perjalanan, tiba - tiba mereka kehilangan arah. Jalan yang mereka lewati tidak terlihat karena tertutup ilalang yang cukup lebat dan tinggi. Sehingga mereka pun tidak bisa melanjutkan perjalanan.
"Kalau separoh perjalanan di awal, rombongan masih hafal jalurnya. Tapi setelah itu kita blank gak tahu arah. Mungkin karena saking asiknya kita lihat pemandangan perbukitan, sungai kita blank," ungkapnya.
Menurutnya, saat itu jalur sudah tidak terlihat lagi, karena tertutup ilalang yang tingginya sekitar 170 centimeter atau pas kepala orang dewasa. Perjalanan mereka terhenti sekira pukul 17. 45 WIB atau sebelum masuk waktu sholat maghrib.
"Kita berhenti di situ, dan gak mungkin kembali naik lagi. Kita sudah kehilangan tenaga, kehausan sampai mengalami dehidrasi. 3 botol air mineral ukuran kecil pun terpaksa kita bagi - bagi. Dan saat itu juga sudah mulai gelap," ujarnya.
Senada dikatakan pesepeda lain, Abdul Hiroshi. Menurutnya, saat itu, ia berusaha naik ke punggung bukit untuk melihat apakah ada pemukiman penduduk atau tidak, namun tidak ditemukan.
Beruntung saat itu ada sinyal dan akhirnya mereka menghubungi warga yang sekitar yang kebetulan mereka kenal.
"Kebetulan telpon kita tersambung, karena ada sinyal sehingga kita bisa minta tolong warga sekitar, yakni komunits motor trail," ucapnya.
Baca Juga: Akibat Konsleting Listrik, 2 Rumah di Pemalang Terbakar, 1 Orang Alami Luka