Asal Usul dan Sejarah Cianjur, Dulu Dikenal Gudangnya Ulama di Wilayah Jabar

26 November 2022, 14:02 WIB
Ilustrasi peta Cianjur /Riyanto Jayeng Portal Brebes/

PORTAL BREBES- Apa yang terlintas di benak publik saat disebutkan kata Cianjur ? Cianjur, sebuah kota Kabupaten di tlatah pasundan memang memiliki sejuta pesona bagi siapa saja.

Bahkan seorang penyanyi era 70 an, Alfian, mengabadikan pesona malam di Cianjur dalam sebuah lagu bertajuk Semalam di Cianjur.

Jika bertanya kepada orang Jawa Tengah tentang Cianjur, pasti jawabannya Cianjur itu diibaratkan Kota Surakarta di Jawa Tengah.

Baca Juga: Goa Lawa Songgom Hari Minggu 27 November 2022, Adakan Bakti Sosial dan Pasar Serba Gratis, Simak Kegiatanya!

Mengapa demikian? Itu karena sekedar menyamakan bahwa warga Surakarta di Jawa Tengah itu berbudi bahasa Jawa halus.

Demikian halnya dengan masyarakat Cianjur yang berbahasa Sunda. Bahasa yang digunakan masyarakat Cianjur itu ya sehalus-halusnya bahasa Sunda.

Tapi ada juga yang berpendapat bahwa Cianjur itu sebuah daerah  di tlatah pasundan yang memiliki karakter halus.

Baca Juga: Viral! Bocah Yang Digandeng Cristiano Ronaldo Di Piala Dunia 2022, Ternyata Asal Indonesia

Bahkan ada yang berseloroh, jika ingat Cianjur, pasti ingat mojang ( gadis) nya yang cantik dan halus budi bahasanya.

Cianjur dulu pernah nge-trend dengan produksi berasnya. Sampai-sampai beras bagus produksi daerah lainpun selalu dibilang beras Cianjur.

Selain beras dan gadis cantiknya, ternyata Cianjur juga penghasil Tauco ter-enak. Meskipun tidak semua warga Cianjur suka dengan Tauco.

Baca Juga: Rosulan, Sebuah Istilah Kearifan Lokal yang Menggambarkan Kesantunan Tradisi Masyarakat Jawa

Artikel berikut akan mengisahkan pernak-pernik Kabupaten Cianjur mulai asal usul dan sejarah berdirinya Cianjur.

Dikutip PORTAL BREBES dari situs resmi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemkab Cianjur, bahwa Kabupaten Cianjur sempat mendapat julukan Kota Santri.

Hal itu mengingat dulunya, di tlatah Cianjur itu banyak pesantren untuk syiar agama islam. Dan konon dulu para santri dan ulama bergotong royong mendirikan Cianjur.

Baca Juga: Guru Bergelar Doktor di Tegal Mendadak Dicegat Muridnya, Ada Apa Ini?

Tidak keliru jika dikemudian hari ada yang mengatakan bahwa Cianjur itu gudangnya santri dan ulama.

Secara umum, situs Pemerintah Kabupaten Cianjur itu mengisahkan, bahwa asal usul dan sejarah Cianjur adalah sebagai berikut.

Sekitar tanggal 12 Juli 1677, Raden Wiratanu putra dari R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang, mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda.

Baca Juga: Jelang Purna Tugas, Bupati Brebes Diisukan Bakal Melantik 140 Kepala Sekolah, Benarkah?

Upaya Raden Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Beland (VOC) saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I.

Apalagi sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram.

Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 12 Juli 1677.

Baca Juga: Deni Rizky Setiawan Remaja Asal Tonjong Brebes Lulus Jadi Tentara Jalur Santri

Kejadian itu menunjukkan bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya.

Sekitar pertengahan abad ke 17 ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru di pinggir sungai untuk bertani dan bermukim.

Babakan atau kampung mereka dinamakan menurut nama sungai dimana pemukiman itu berada.

Baca Juga: Peringati HUT ke-51 Korpri, Kapolres Tegal Kota Kunjungi ASN yang Sakit

Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga, keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Agama Islam.

Sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk agama Hindu.

Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan agama Islam ke daerah sekitarnya.

Baca Juga: Piala Soeratin U17 Jateng 2022, Slawi United Bersiap Juarai Group G

Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi ibu nagari tempat permukiman rakyat Djajasasana.

Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tjiandjoer).

Kemudian daerah tersebut berkembang pesat baik dari infrastruktur, budaya, agama, hingga kehidupan orang-orangnya.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Romantis yang Sedang Hits di Banyumas: Restoran Taman Langit

Apalagi ditopang dengan kesuburan tanahnya yang cocok ditanami berbagai tumbuhan.

Pada perjalanan waktu, Raden Djajasasana kemudian berhasil menahan serangan dari pasukan Banten dalam mempertahankan wilayah yang dibangunnya tersebut.

Sehingga beliau dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu) dan akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu.

Baca Juga: Bintang Pop Kanada Kris Wu Divonis 13 Tahun Penjara, Mantan Personel EXO tersebut Dituduh Perkosa 3 Wanita

Dia kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya.

Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari berubah menjadi ibu nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana.

Tempat itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya daerah bernama Cianjur (Tjiandjoer). Raden Aria (R.A) Wira Tanu I kemuduian didapuk menjadi Dalem/Bupati Cianjur pertama dari tahun 1677 hingga 1691.

Baca Juga: Syaikh Misbahul Anam : Ada Amalan Do’a Ketika Dibaca Tidak Sampai 1 Menit, Tapi Balasan Pahalanya 1 Juta

Kemudian dilanjutkan oleh R.A. Wira Tanu II (1691-1707) dan R.A. Wira Tanu III (1707-1727). Kekuasaan dilanjutkan generasi R.A. Wira Tanu Datar IV, V, VI, dari tahun 1727-1813.

Hingga kini sudah tercatat 37 Dalem/Bupati yang memimpin Cianjur. Demikian sejarah singkat dan asal usul kota Cianjur, semoga bermanfaat.***


Editor: Dewi Prima Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler