Viral ! Pengusaha Travel Pecahi Kaca Mobil, Kesal Karena Adanya Larangan Jemput Penumpang Mudik

- 23 April 2021, 12:40 WIB
Seorang pria diduga pengusaha travel melampiaskan kekesalannya karena adanya larangan mudik. Ia melampiaskan dengan memecahi kaca mobilnya/Instagram/@ndorobeii
Seorang pria diduga pengusaha travel melampiaskan kekesalannya karena adanya larangan mudik. Ia melampiaskan dengan memecahi kaca mobilnya/Instagram/@ndorobeii /

PORTAL BREBES - Untuk menghindari terjadinya lonjakan kasus Covid-19, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan larang mudik Lebaran 1442 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri 2021.

Bahkan masa peniadaan mudik yang sebelumnya ditetapkan mulai 6 - 17 Mei 2021, belakangan diperluas waktu pengetatatannya seiring diterbitkannya Addendum Surat Edaran Nomor 13 tahun 2021 tentang peniadaan mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Addendum tersebut mengatur perluasan waktu pengetatan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN), yakni selama H-14 peniadaan mudik (22 April - 5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 Mei - 24 Mei 2021).

Adanya peniadaan atau larangan mudik tentu saja berdampak langsung terhadap pelaku usaha yang biasanya mendapatkan keuntungan dari tradisi mudik Lebaran. Seperti kalangan pedagang dan pengusaha jasa transportasi dan banyak sektor lain.

Nah, karena kesal dengan kembali diberlakukannya kebijakan larangan mudik Lebaran 1442 H, seorang pria yang diduga pengusaha travel melampiaskan kekesalannya dengan membabi-buta.

Hal itu seperti terlihat pada video yang diunggah akun Instagram @ndorobeii, Jumat 23 April 2021, Saking kesalnya kembali tidak bisa mengangkut pemudik karena adanya kebijakan peniadaan mudik pria tersebut melampiaskan kekesalannya.

Baca Juga: Nino Tahu Rahasia Elsa? Ini bocoran Ikatan Cinta Jumat 23 April 2021
Bukan menggelar aksi demo menentang larangan mudik, tetapi melampiaskan kekesalan yang dirasakan dengan merusak mobil miliknya yang diduga biasa dipakai untuk jemput pemudik dari kota-kota besar menuju kampung halaman.

Tidak tanggung-tanggung, dengan menggunakan palu, mobil minibus warna putih yang nampak masih relatif bagus tersebut kaca-kacanya dipukuli hingga pecah berantakan.

"Daripada tidak boleh jemput pemudik, saya remuk saja," ujar pria tersebut dalam bahasa Jawa dan langsung memukuli kaca belakang mobilnya dengan palu.

Maka kaca bagian belakang mobil warna putih itu becah berkeping-keping karena pukulan palu yang diayunkan pria yang kesal dan emosi karena adanya kebijakan larangan mudik Lebaran dan menghilangkan kesempatannya untuk memperoleh pendapatan dari jasa angkut pemudik.

Sejauh ini belum diketahui secara pasti lokasi kejadian aksi pria diduga pengusaha travel yang kesal atas adanya larangan mudik tersebut.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Film Jane Got A Gun dan Fortress 2, Ini Jadwal Acara TransTV Hari Jumat 23 April 2021

Namun sejak diunggah sekitar 8 jam lalu, video tersebut telah dilihat lebih dari 125 ribu kali. Netizen yang melihat juga memberikan reaksi dan komentar beragam.

"Kasian, gara2 larangan mudik yg diperketat pelaku bisnis travel & lainnya depresi," kata @faizacky

Sementara akun @zaenalaryha19 menyebutkan, "Jajal hiace. Mengko meh ganti tkan bengkel nangis2. Koco 1 etuk nggo umbas honda beat anyar ????????????" ungkapnya.


Sedangkan aku lainnya, @deasy_desaer88 menyebut, "Yakin habis mukul kaca mobil dia ma istri ribut karena harus mikir buat ganti kacanya,alhasil lebaran cuma bengong doank ????????????."


Terkait kebijakan peniadaan Mudik Lebaran tahun 2021, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pada tingkatan global, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 per 22 April 2021, sebanyak 144.430.477 orang, dengan jumlah kematian 3.071.589 orang, dan jumlah kesembuhan 122.605.010 orang.

"Dan perjuangan menghadapi pandemi masih berlangsung di berbagai negara, bahkan beberapa diantaranya semakin kewalahan beberapa bulan terakhir," ujar Wiku saat menyampaikan Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis 22 April 2021 yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Seperti India, kata Wiku dengan jumlah kasus positif 2 bulan terakhir menunjukkan lonjakan yang sangat tajam. Sejak awal India berusaha menjaga kasus positif terus menurun dan berada di angka stabil rendah.
Namun sejak pertengahan Februari 2021 hingga kini, kasus yang sebelumnya sekitar 9000 kasus baru menjadi lebih dari 300 ribu kasus baru per harinya yang berarti kenaikannya lebih dari 30 kali lipat.

Baca Juga: Saksikan Balika Vadhu, Gopi dan Kulfi Ini Jadwal Acara ANTV Hari Jumat 23 April 2021

Turki mengalami hal tidak jauh berbeda. Kasus positifnya juga meningkat tajam. Melihat perkembangan di bulan Januari 2021, Turki berhasil mempertahankan penambahan kasus positif harian di angka 5000 kasus baru.

Namun angka tersebut terus meningkat hingga April menjadi lebih dari 60 ribu kasus baru per harinya atau meningkat 12 kali lipat. Sedikit berbeda di Brazil, angka kasus positif harian belum menunjukkan perbaikan signifikan dalam 6 bulan terakhir atau sejak Oktober 2020.

"Sepanjang periode itu, perkembangan kasus positif berkisar di angka 50 - 70 ribu kasus per harinya," ungka Wiku lebih jauh.

Mencermati data dari ketiga negara itu, setengah dari total kasus harian global disumbangkan ketiganya. Sebagai gambaran pada 21 April 2021, terjadi lonjakan kasus baru di tingkat global sebesar 880 ribu kasus, dimana 450 ribu kasus diantaranya atau lebih dari 50 persen disumbangka India, Brazil dan Turki. Tren perkembangan kasus global penting untuk diperhatikan sebagai bahan refleksi upaya penanganan Covid-19 di Indonesia.

Membandingkan dengan Brazil, negara yang berpenduduk yang mendekati jumlah penduduk Indonesia. Di Brazil mengalami kenaikan kasus melebihi 70 ribu di bulan April 2021. Sedangkan Indonesia, penambahan kasus harian berkisar di angka 4000 - 5000 kasus. Untuk itu, apabila Indonesia tidak hati-hati dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami lonjakan kasus yang signifikan.

Baca Juga: Saksikan Dari Jendela SMP dan Samudera Cinta, Ini Jadwal Acara SCTV Jumat 23 April 2021

"Dan tentunya sangat berpotensi berujung fatal. Sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, kenaikan di Indonesia akan sangat berpengaruh terhadap kasus global," tambah Wiku.

Karenanya suksesnya Indonesia dalam menekan laju penularan dapat dilihat sebagai kontribusi positif dalam perkembangan kasus dunia. Dan dalam upaya menurunkan laju penambahan kasus positif, membutuhkan upaya sangat keras, tidak hanya dari satu sektor saja. Namun seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah harus bahu membahu dalam menjaga kualitas penanganan Covid-19.

"Lonjakan kasus dapat kita hindari dengan terus meningkatkan pelayanan pada pasien Covid-19, utamanya pada gejala sedang dan berat, serta kesadaran masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Prof Wiku Adisasmito,***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah