Telur Asin Brebes Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarahnya!

- 25 Februari 2023, 11:30 WIB
Telur Asin Khas Brebes
Telur Asin Khas Brebes /Instagram @pingpointid / Portal Brebes /

PORTAL BREBES - Kini telur asin tak sekadar jadi oleh-oleh khas Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Telur asin telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia dalam sidang Kemdikbud pada 6-9 Oktober 2020.

Awalnya, telur asin hanya bagian dari ritual sembahyang pada Dewa Bumi oleh masyarakat peranakan Tionghoa. Kini, telur asin pun diakui secara nasional.

 Baca Juga: Sejarah Lahirnya Kabupaten Brebes, dalam Serat Kanda Edisi Brandes Masa Kerajaan Majapahit

Telur asin Brebes telah menjadi ikon bagi Kabupaten Brebes selain bawang merah. Lebih dari itu telor asin memosisikan sebagai diplomasi budaya bagi Brebes.

Sekaligus mempromosikan potensi Brebes yang berada di lintas pantura dan berada di perbatasan provinsi Jawa Barat ini.

Dilansir Portal Brebes dari instagram @pingpointid, Data yang dirilis Dinas Peternakan Kabupaten Brebes tahun 2017 ada 1.778 peternak itik di Kabupaten Brebes.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Slatri, Sebuah Desa di Kecamatan Larangan Brebes

Tentu ini peningkatan yang fantastis, jika dibandingkan data 2010 yang menyebutkan 650 peternak itik. Mereka tersebar di 11 kecamatan dari 17 kecaBrebesyang ada di Kabupaten Brebes.

Secara historis proses komersialiasi telur asin dimulai pada era akhir 1950-an, yang dirintis oleh warga peranakan Tionghoa Brebes. Walaupun dari catatan Syahbandar pelabuhan Tegal, komoditas telur itik telah dikenal pada abad XIX. Telor itik menjadi komoditas yang dibawa dari Tegal selain beras, gula, kayu jati.

Beberapa generasi pengusaha telur asin perintis di Brebes di antaranya Tjoa, Lina Pandi. Melalui keluarganya wangsa Tjoa memulai penjualan telur asin dalam keluarga peranakan Tionghoa lainnya. Mereka adalah Tjoa Kiat Hien beserta istrinya Niati tahun 1950-an.

 Baca Juga: Sejarah Desa Pegirikan Kecamatan Talang Tegal, Tidak Lepas dengan Peran Ulama

Mereka meneruskan tradisi In Tjiauw Seng dan isterinya Tan Po Nio. Booming bisnis telur asin tak hanya dimiliki oleh keturunan Tionghoa Peranakan. Beberapa mantan pekerja telor asin di keluarga Tionghoa membentuk usaha sendiri.

Kepiawaian warga Tionghoa dalam kuliner tak bisa dipungkiri. Proses pengasinan merupakan keahlian yang telah lama mereka kuasai.

Termasuk dalam pengasinan telur asin. Bahkan telur asin pada mulanya merupakan bagian dari persembahyangan yang diperuntukkan bagi Dewa Bumi.

Perkembangan sekarang ini jenis telur asin tidak hanya direbus namun ada yang dipanggang serta dibakar menggunakan oven.***

 

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x