Pagelaran tayub biasanya diselenggarakan pada acara sedekah bumi atau bersih desa dan acara-acara adat lainnya.
Baca Juga: Sekilas Sejarah Asal Usul Desa Tonjong, Sebuah Desa di Kacamatan Tonjong Brebes
Wayang Krucil merupakan salah satu jenis pertunjukan Wayang yang ada di Indonesia, yang membedakan wayang krucil dengan wayang lainnya adalah Wayang Krucil menggunakan boneka wayang terbuat dari kayu berbentuk pipih.
Wayang Krucil pada awalnya dicipatakan oleh Raja Brawijaya V (1315) dari kayu tipis (papan) dengan corak meniru gambar wayang beber, bercerita tentang Kerajaan Jenggala, Kediri, Ngurawan, dan Singasari, sampai dengan Majalengka, yang dikenal dengan cerita Panji.
Menurut pendapat orang Blora pengertian Krucil dekat sekali dengan pengertian kecil, memang demikianlah kenyataannya wayang krucil Blora biasanya dibuat dari kayu yang rata-rata ukurannya kecil.
Baca Juga: Asal Usul Desa Damarjati Kendal, Kisah Kyai Arya Damar Hingga Berdirinya Desa
Di dalam klasifikasi seni pertunjukan, wayang krucil Blora dapat digolongkan ke dalam kesenian klasik namun di dalamnya tercantum unsur-unsur kerakyatan yang serasi.
Dari penggarapannya dapat diamati jejak garapan klasik seperti pembakuan cerita, bakak dan adegan, dialog tipologi wayang, iringan gamelan dan sebagainya.
Di pihak lain terasa sekali adanya unsur-unsur garapan kerakyatan seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan dan penuh humor yang pada hakekatnya merupakan gambaran pribadi orang Blora, yang menunjukkan ciri khas yang membedakannya dengan teater tradisional klasik lainnya, misalnya wayang kulit, wayang orangdan sebagainya.