Begini Asal Usul Kali Pemali di Kabupaten Brebes, Ada Kaitannya dengan Sasakala yang Terbentuk Dongeng Rakyat

- 9 Mei 2023, 07:10 WIB
Kali Pemali Wlahar Larangan Brebes
Kali Pemali Wlahar Larangan Brebes /Instagram @explorelarangan_brebes/

PORTAL BREBES – Di Kabupaten Brebes terdapat suangai yang panjang yang terbesar di kota Bawang atau kota Telur Asin itu.

Ya, betul sungai yang diketahui memiliki panjang dan terbesar di Kabupaten Brebes itu adalah Kali Pemali.

Sasakala adalah dongeng yang dikaitkan dengan asal usul nama suatu tempat atau tokoh yang memang ada dijaman tertentu.

Baca Juga: Sejarah Legenda Asal Usul Desa Karangdowo Pekalongan, Kisah Dua Orang dari Jawa Timur yang Berkelana

Selain itu terdapat juga kisah Sasakala yang terbentuk dalam dongeng rakyat atau folklor.

Sebuah dongeng Sasakala yang menceritakan terjadinya nama Kali Pemali atau Cipamali yang berada di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Pemali berasal dari kata Pamali atau pantang/tabuh. Dongeng ini termasuk sinopsis dalam cerita babad yang didalamnya terdapat episode tentang pemberian nama sungai.

Baca Juga: Rangkuman Sejarah Desa Karangtengah Pemalang, Kisah Mbah Wonogati

Sasakala Cipamali atau Kali Pemali dikumpulkan oleh Satjadibrata pada tahun 1946 dalam sebuah buku berjudul ‘Bunga Rampeh Dongeng’.

Dilansir dari kanal Youtube Insight, singkat cerita, Prabu Adi Mulya Permana Kusuma adalah seorang raja di kerajaan Galuh yang sangat adil dan bijaksana.

Pada saat itu ia belum memiliki anak dari istri-istrinya baik dari Dewi Naganingrum dan Dewi Pangrenyep.

Baca Juga: Inilah Sejarah Desa Beji Pemalang, Sebuah Desa di Kecamatan Taman

Suatu hari, sang Prabu pergi bertapa. Saat iru istri dan kerajaannya diserahkan kepada Aria Kebonan.

Sebelum pergi ia memberikan pesan kepada penggantinya itu agar berbuat adil dan jangan mengganggu kedua istrinya. Aria Kebonan pun menyanggupinya.

Selanjutnya sang Prabu Permana pergi bertapa di Gunung Padang dan mengganti namanya dengan Ajar Sukaresi.

Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Kaligelang Pemalang, Sebuah Desa yang Dikelilingi Kali yang Memutari Seperti Gelang

Kemudian Aria Kebonan juga mengganti nama dengan Raden Barma Wijaya Kusuma.

Di Kemudian hari Naganingrum dan Dewi Pangrenyep mendapat firasat akan mendapatkan putra, firasat tersebut ternyata tepat.

Sembilan bulan kemudian Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra yang diberi nama Hariang Benga.

Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Kebagusan Jawa Tengah, Ada Dua Versi Berdirinya Desa itu

Namun saat itu Dewi Naganingrum belum juga melahirkan dan tiba-tiba sang raja mendapat firasat bahwa bayi yang belum lahir tersebut akan menimbulkan malapetaka bagi dirinya.

Kemudian sang raja menyuruh Dewi Pangrenyep apabila Dewi Naganingrum melahirkan bayinya harus segera dibuang.

Ternyata benar bayi yang dilahirkannya berjenis laki-laki yang akhirnya dihanyutkan ke sungai menggunakan sebuah kotak bersama sebutir telur dan Dewi Naganingrum juga diusir dari kerajaan.

Baca Juga: Sekilas Desa Banjarmulya Pemalang, Salah Satu Desa di Kecamatan Pemalang

Bayi yang dihanyutkan akhirnya ditemukan oleh Aki Balangantrang hingga tumbuh menjadi seorang pemuda yang diberi nama Ciung Wanara.

Telur yang menemaninya saat dihanyutkan menetas dan menjadi ayam jantan setelah dierami oleh ular bernama nagawiru.

Pada saat itu Ciung Wanara berniat membalas dendam kepada Hariang Benga dan Dewi Pangrenyep yang telah menyengsarakan dirinya dengan ibunya.

Baca Juga: Inilah Sembilan Nama Wali Songo yang Perlu Diketahui, Simak Penjelasannya

Perkelahian Ciung Wanara dan Hariang Benga pun berlangsung cukup lama hingga Hariang benga terpental ke seberang sungai.

Ciung Wanara berada di Galuh dan Hariang Banga berada di timur sungai Brebes.

Sungai yang memisahkan mereka selanjutnya diberi nama Cipamali atau Kali Pemali sebagai tanda peringatan dan bermakna, pertikaian dengan saudara harus dihindarkan sebab termasuk pamali atau pantangan.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah