Sekilas Cerita KH Ahmad Badawi, Ulama Penakluk Penjajah di Ketanggungan Brebes

4 Desember 2022, 09:57 WIB
Makam KH Ahmad Badawi terletak di tengah Kecamatan Ketanggungan Brebes /Celoteh Ketanggungan / Portal Brebes/

PORTAL BREBES – Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari para pejuang khususnya para ulama yang telah memerdekakan Indonesia dari penjajahan, salahsatunya peran para ulama di beperapa wilayah, termasuk KH Ahmad Badawi, Seorang ulama di ketanggungan Brebes yang menaklukkan penjajah Belanda.

Dilansir laman blogger Celoteh Ketanggungan, KH Ahmad Badawi merupakan salah seorang kyai kharismatik yang dapat menaklukkan para penjajah Belanda yang menyerang wilayah Kecamatan Ketanggungan dan sekitarnya dengan cara-cara yang sangat halus.

Konon, secara lahiriyah yang kasat mata, Kyai Badawi terlihat sebagai sosok yang sangat bersahabat dengan penjajah-penjajah itu.

Baca Juga: Sekilas Panggung Ajaib, Peninggalan Kyai Badawi Ketanggungan Brebes

Kediaman yang kini terletak di sekitar jalan Panggung Ketanggungan hampir setiap hari didatangi penjajah. Kepada para tamunya itu, Kyai Badawi menghormati betul, memberi jamuan berupa aneka makanan dan minuman, serta sangat ramah terhadapnya.

Penampakan Kyai Badawi yang terlihat hormat dan ramah terhadap penjajah ini ternyata bagian dari strateginya dalam menaklukkan penjajah.

Baginya, menjamu tamu yang berprilaku biadab terhadap wong cilik bagian dari kesempatan ampuh untuk melumpuhkannya, yakni melalui makanan dan minuman yang disajikan, Kyai Badawi menyelipkan untaian-untaian doa yang sangat dahsyat.

Penjajah-penjajah itu ketika sudah menyantap makanan dari Kyai Badawi maka akan kalah dalam berperang.

Baca Juga: Sejarah Desa Ketanggungan, Sebuah Nama Kecamatan Di Brebes

 Pengelola masjid yang berada di depan tempat pemakaman Kyai Badawi, Ustadz Sayuti, menyampaikan bahwa karomah Kyai Badawi berbentuk isyarat yang tidak terlihat. Mungkin bagi orang awam sulit untuk mengenali perilaku Kyai Badawi pada masa hidupnya.

Ketika Belanda hendak menyerang daerah Ketanggungan bagian selatan yang kini menjadi Desa Buara, Desa Cikeusal, Desa Pamedaran dan sekitarnya.

Para penjajah yang berjumlah lebih dari 3 kompi mampir terlebih dahulu di kediaman Kyai Badawi. Seperti biasa, para penjajah itu disambut baik dan dijamu dengan beraneka macam makanan dan buah-buahan.

Di medan pertempuran, penjajah sebanyak 3 kompi itu tidak ada satu pun yang jasadnya kembali dalam keadaan masih hidup. Semuanya tewas di medan pertempuran.

“Dados, Kyai Badawi niku naklukaken Belanda mboten ngangge serangan fisik, nanging ngangge isyarat ingkang mboten nampak” Jadi, Kyai Badawi itu menaklukkan Belanda tidak dengan cara penyerangan fisik, tapi menggunakan media yang tidak terlihat oleh mata”, tutur Sayuti di kediamannya yang berhadapan langsung dengan pintu masuk makam Kyai Badawi.

Kendati Kyai Badawi wafat pada tahun 1957 M.

namun karomahnya Kyai Badawi hingga kini masih sering dirasakan keluarga, pengelola makam dan masjidnya, serta peziarah di tempat Kyai Badawi bersemayam.***

 

 

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler