Waspada! BMKG Peringatkan Gelombang Pasang Berpotensi Terjadi di Pantura Jawa

- 26 Januari 2021, 19:44 WIB
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di kawasan pesisir pantai utara (Pantura) Pulau Jawa  untuk mewaspadai gelombang pasang atau ombak tinggi  berkaitan fase pasang maksimum yang bisa memicu terjadinya banjir di kawasan pesisir./Pixabay
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di kawasan pesisir pantai utara (Pantura) Pulau Jawa untuk mewaspadai gelombang pasang atau ombak tinggi berkaitan fase pasang maksimum yang bisa memicu terjadinya banjir di kawasan pesisir./Pixabay /


PORTAL BREBES - Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pantai utara (Pantura) Pulau Jawa diminta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang pasang pada periode 26 hingga 29 Januari 2021 mendatang.

Peringatan tersebut disampaikan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofsika (BMKG) berkaitan fase pasang maksimum yang memungkinkan munculnya gelombang atau ombak 4 meter di sejumlah perairan dan salah satunya di Pantura yang berpotensi terjadinya banjir pesisir di wilayah itu.

Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa 26 Januari 2021/ "Perlu waspada saat fase pasang maksimum khususnya untuk Pantura bisa berpotensi banjir pesisir," ungkapnya.

Baca Juga: Repper Asal Korea Iron Ditemukan Meninggal di Apartemen

Gelombang dengan ketinggian yang sama, menurut Eko Prasetyo, juga berpeluang terjadi di Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Sumba, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga selatan NTT.

Di luar itu, ungkapnya lebih jauh, potensi serupa juga berpeluang terjadi Selat Sunda bagian barat dan selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Bali-Sumbawa, Selat Alas-Lombok bagian utara, perairan utara Sumba hingga Flores, Laut Flores da Selat Makassar.

"Serta perairan Kepulauan Selayar, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata- Leti, Perairan Kepulauan Babar-Babar-Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai-Aru dan Laut Arafuru," tandas Eko Prasetyo.

Sedangkan tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan utara Sabang, Perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano-Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Teluk Lampung bagian selatan, Laut Natuna, Perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna juga di Perairan Kepulauan Subi-Serasan.

Baca Juga: Inalilahi Wainailaihi Raji'un, Ulama Salafi Syekh Abu Jibril Meninggal Dunia

Wilayah lain yang memiliki potensi gelombang 1,25 - 2,5 meter adalah Perairan Singkawang-Sambas bagian utara, Perairan Kepulauan Bintan, Perairan Kepulauan Lingga dan Perairan Kotabaru.

"Di samping Perairan Sulawesi Selatan bagian barat,Perairan utara Jawa Barat, Perairan barat Sulawesi Selatan, dan Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan," ujar Eko Prasetyo

Masuk dalam wilayah yang berpotensi munculnya gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter lainnya adalah Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia selatan Kupang-Pulau Rote, Perairan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.

Serta Perairan Bitung-Likupang, perairan timur Kepulauan Sitaro, perairan utara Kepulauan Sula, serta Laut Maluku dan Laut Halmahera yang juga berpeluang terjadi gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter.

"Kemudian di perairan utara dan timur Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua, perairan selatan Fakfak-Kaimana, perairan Amamapre-Agats bagian barat dan perairan barat Pulau Yos Sudarso," ungkap Eko Prasetyo.

Baca Juga: Keracunan Gas di Mandailing Natal,Lima Orang Meninggal dan 24 Lainnya Pingsan Baca Juga: Keracunan Gas di Mandailing Natal,Lima Orang Meninggal dan 24 Lainnya Pingsan

Berdasarkan catatan BMKG, kata Eko Prasetyo, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores,
Laut Natuna Utara, Laut Banda, Perairan Babar-Tanimbar, Perairan Kai-Aru.

"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," tandasnya

Untuk itu BMKG meminta agar transportasi laut memperhatikan risiko tinggi terhadap pelayanan dan masyarakat di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak gelombang tinggi.***

 

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA Pixabay


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x