Tekuwinan, Tradisi Unik dibulan Maulid yang Masih ada di Kabupaten Brebes

- 4 Oktober 2022, 12:54 WIB
Tradisi tekuwinan tersebut diramaikan dengan adanya “Layahan“, yaitu layah (cobek) yang berisi aneka macam jajanan untuk anak – anak
Tradisi tekuwinan tersebut diramaikan dengan adanya “Layahan“, yaitu layah (cobek) yang berisi aneka macam jajanan untuk anak – anak /Irkham Portal Brebes/

PORTAL BREBES – Datangnya bulan Maulid Nabi disambut suka cita masyarakat muslim Indonesia.

Beragam cara dan tradisi dilakukan untuk menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Salah satunya masyarakat Desa Jatirokeh Kecataman Songgom Kabupaten Brebes.

Baca Juga: Kronologi Dua Warga Asal Jember yang Menjadi Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Masyarakat biasanya memperbanyak lantunan sholawat dan mengadakan maulid (muludan) dengan membacakan kitab berzanzi di musholla atau masjid.

Dalam tradisi Maulid Nabi (muludan) yang dilakukan mulai tanggal satu hingga dua belas robiul awal tersebut juga dibarengi dengan tradisi Tekuwinan atau tekwinan dikenal juga dengan bada layah yang digelar pada malam ke delapan Rabiul Awal.

Tradisi Tekuwinan tersebut diramaikan dengan adanya “Layahan“, yaitu layah (cobek) yang berisi aneka macam jajanan untuk anak – anak. Layah disini menggunakan tanah liat seperti yang digunakan ketika kita berada di lesehan pecelan.

Baca Juga: RPJMDes dan RKPDes Desa Kaliwadas Disahkan, Berikut Pengertian dan Tujuanya

Namun sejalannya waktu, layah semakin jarang ditemukan. untuk mempermudah digantilah layah dengan serba plastik seperti baskom, piring, parselan atau lainya.

Isi layah biasanya isinya aneka jajanan anak kecil, buah, dan apabila beruntung, terkadang ada yang menyelipkan beberapa lembar uang di dasar layah. untuk layah yang berisi dengan jajanan anak kecil, ada yang menyebutnya dengan matarip.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x