Jumlah tersebut menurutnya merupakan angka yang besar jika dibandingkan dengan kasus aktif nasional yang hanya 5,47 persen.
Adanya kondisi itu menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit Covid-19 di Kudus naik tajam hingga lebih dari 90 persen.
Dikatakannya enaikan kasus tersebut terjadi akibat dampak kegiatan wisata religi yakni ziarah kubur serta tradisi kupatan yang dilakukan masyarakat Kudus seminggu setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
"Dua kegiatan itu memicu kerumunan massa dan meningkatkan penularan Covid-19," tandasnya.
Di luar itu, kondisi di Kabupaten Kudus juga diperparah dengan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 yang jumlahnya mencapai sebanyak 189 orang serta rumah sakit yang belum menerapkan secara tegas zonasi merah, kuning, dan hijau, serta triase pasien Covid-19 dan non Covid-19 dan keluarga pasien.***