PORTAL BREBES - Orasi kebangsaan yang dilakukan oleh Gus Miftah pada acara peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) beberapa waktu lalu banyak menuai kecaman.
Namun Gus Miftah menanggapi semua kecaman yang ditujukan kepada dirinya dengan tenang dan tanpa emosi melalui video dalam akun instagramnya
Bahkan Gus Miftah justru berterima kasih dan merasa bersyukur serta tetap mendoakan netizen yang menghujatnya.
Baca Juga: Kejam! Gegara Hal Sepele Ayah Tega Aniaya Anak Tiri Hingga Alami Luka di Wajah
Menanggapi unggahan video klarifikasi tersebut, KH Muhammad Najih Maimoen putra ulama Nasional almarhum Maimun Zubair menyatakan bahwa acara kebangsaan seharusnya tidak di tempatkan di Gereja.
"Kebangsaan kok ditempatkan di gereja, Kenapa digereja, seharusnya kebangsaan itu yang bikin acara bukan orang gereja," tuturnya dalam akun youtube Ribath Darusshohihain Rabu 5 Mei 2021.
Selain itu KH Najih juga mengkritisi Gus Miftah yang membacakan puisi di bawah salib meski acara tersebut meski bukan acara keagamaan.
“Gimana dibawah salib itu..jadi antek mereka, golongan mereka sama dengan Said Aqil biasa pidato dibawah salib, itu juga Gus Nuril,” jelasnya.
Menyinggung isi puisi Gus Miftah, KH Najih menyatakan aliran yang menganggap semua agama sama adalah aliran Pluralisme.
Aliran Pluralisme di Indonesia identik dengan Islam Nusantara seperti yang diterapkan oleh Gus Miftah
Baca Juga: Jelang Puncak Arus Mudik, Ganjar Pranowo : Waspada Modus Kendaraan Plat Merah dan Mobil Boks
Baca Juga: Akibat Gelombang Infeksi Covid-19 yang Mematikan, Oposisi di India Serukan Lockdown Nasional
Selain itu KH Najib menyebut bahwa tradisi berceramah di gereja menurutnya sudah ada sejak dulu dan dimulai oleh Gus Dur.
“Dia (Gus Dur) pernah 500 kali berceramah di Gereja di Jawa Malang, pernah saya catat itu,” jelasnya.***