PORTAL BREBES - Banyak Netizen yang merasa bahwa pembiayaan di bank syariah ternyata lebih mahal dari bank konvensional.
Terkait hal tesebut Ustaz Yusuf Mansur memberikan kritik kepada Bank Syariah Indonesia (BSI) seperti yang tertulis dalam akun instgramnya @yusurmansurnew Kamis 20 Mei 2021.
"Masa dari dulu jauh lebih mahal dari konvensional. Harusnya skrg udah ga boleh ada alasan lagi. Sebab udah merger 3 bank syariah. Jadi BSI," tulisnya.
Baca Juga: Kamis Legi 20 Mei 2021, Hari ini Arah dan Waktu Terbaik Untuk Menjemput Rezeki Menurut Primbon Jawa
Baca Juga: Ada Kejutan yang Menyenangkan, Tunggu Saja! Ini Ramalan Zodiak Aries, Kamis 20 Mei 2021
Bank Syariah indonesia adalah merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syairiah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Ustaz Yusuf mansyur juga menyinggung keberpihakan bank syariah kepada masyarakat.
Jangan sampai atas nama ibadah dan amal saleh, atas nama sesuatu yang lebih halal dan syar'i masyarakat justru dirugikan.
"Masyarakat dibuat ga boleh menggugat soal mahal, beda pula antara halal haram dan mahal murah," tuturnya.
Baca Juga: Jaga Kesehatan! Flu dan Batuk Pilek Rawan Menyerang Anda, Ini Ramalan Zodiak Leo Kamis 20 Mei 2021
Baca Juga: Wah, Ada yang Kangen dengan Anda, Ini Ramalan Zodiak Cancer Kamis 20 Mei 2021
Untuk memperjuangkan atau menerapkan ruh syariah menurut Ustaz Yusuf Mansur memang butuh perjuangan.
Jika tidak diperjuangkan maka yang terjadi perusahaan syariah seperti layaknya perusahaan kapitalis murni.
Apalagi Bank konvensional selama ini dikenal masyarakat lebih murah, mudah, ringan dan tidak mencekik dalam pembiayaan.
Selain itu Ustaz Yusuf Mansur juga mengritik jika selama ini masyarakat hanya menjadi pangsa pasar saja.
Baca Juga: Nah, Keputusan Ada Di Tangan Anda Sekarang, Ini Ramalan Zodiak Gemini Kamis 20 Mei 2021
"Jika demikian ini memanfaatkan euforia, memanfaatkan ghairah dan ghirah ke syariah. Aslinya? Kapitalis,"tegasnya.
Ustaz Yusuf Mansur memberikan saran agar BSI lebih memperhatikan masyarakat, terutama melalui melalui produk-produk pembiayaanya.
"Masa berlindung terus di balik keberpihakan masyarakat, sementara industrinya sendiri ga berpihak ke masarakat?" tegasnya. ***