Mendag M.Lutfi Sebut-sebut Brebes Hadapi Lonjakan Harga Cabai, Emang Ngaruh?

- 11 Januari 2021, 22:14 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfie mengadakan konferensi pers menyikapi lonjakan harga cabai di pasar.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfie mengadakan konferensi pers menyikapi lonjakan harga cabai di pasar. /Twitter/

PORTAL BREBES - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sebut-sebut Brebes dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual, Senin (11/1/2021).

Menteri yang baru dilantik beberapa pekan lalu itu mengait-ngaitkan Brebes dengan harga cabai yang akhir-akhir ini terus naik. Bahkan dalam kesempatan itu, Mendag menyebut kalau saat ini harga cabai rawit di pasaran menembus Rp78.250 per kilogram.

Lebih lanjut M. Lutfi mengaku, untuk menekan tingginya harga cabai di pasaran perlu adanya penerapan teknologi penyimpanan barang pokok. Salah satunya cabai di Brebes.

Oleh karenanya, tambah dia, saat ini tengah dirampungkan sistem pendingin atau Control Atmosphere System di Brebes, Jawa Tengah. Dengan teknologi tersebut, bahan pokok bisa bertahan 7-12 bulan.

Baca Juga: Diduga Ada Penumpang Beridentitas Palsu di Sriwijaya Air SJ 182, Polisi Lakukan Penyelidikan

"Kita lagi coba terutama di Brebes dengan sistem pendingin. Kita sedang kerjakan mudah-mudahan pada kesempatan pertama bisa digalakkan, terutama di sentra-sentra cabai di Boyolali, Jawa Timur,"kata Mendag Lutfi.

Berdasarkan pantauan harga di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Senin, harga rata-rata cabai rawit Nasional mencapai Rp78.250 per kilogram. Sejumlah provinsi lainnya seperti Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat, bahkan mencapai Rp110.000-Rp111.650 per kilogram.

"Saya ingatkan memang sampai hari ini belum ada satu teknologi yang bisa diterapkan pemerintah. Karena Indonesia maunya cabainya merah dan segar. Cabai itu mungkin hanya bisa bertahan 30 hari. Ketika paceklik harganya tinggi, ketika panen harga turun jatuh," kata M Lutfi. 

Baca Juga: IKEA Buka Lowongan Pekerjaan, Pendaftaran Paling Lambat 29 Januari 2021

Mendag menilai bahwa dalam satu tahun setidaknya harga cabai mengalami lonjakan enam kali dan harga jatuh saat panen enam kali. Hal itu karena sampai saat ini belum ada teknologi penyimpanan yang mutakhir dapat menyimpan bahan pokok ketika panen raya untuk dijual kembali pada saat harga berpotensi melonjak.

Sebelumnya Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan bahwa pihaknya memastikan bahwa kondisi harga cabai yang tinggi saat ini akan berangsur pulih di minggu ketiga.

Kepastian tersebut disebut Agung setelah pemerintah melakukan kontak konfirmasi dengan para petani di sejumlah sentra produksi.

"Minggu ketiga bulan ini harga cabai kembali normal. Yang jelas sampai akhir Desember kemarin produksi kita memang aga sedikit berkurang dibandingkan bulan bulan sebelumnya. Tapi Januari kita sudah kembali normal," kata Agung dikutip dari Antara.***

Editor: Harviyanto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x