Sementara itu, seperti dilansir PortalBrebes.Com dari Bekasi.PikiranRakyatcom pada artikel berjudul, Jokowi-Prabowo Diusulkan Duet di 2024, Profesor dari Australia: Nanggung, Republik Diganti Kerajaan Saja?, Partai Demokrat mendapat suara sebanyak 7,77 persen dan PKS mendapat suara 8,21 persen pada pemilu 2019.
Menanggapi hal tersebut, Ariel Heryanto menyampaikan argumentasinya dengan bahasa satir sebagai berikut.
"Ah, nanggung. Bagaimana kalau kita usul, Republik diganti kerajaan saja? Biar jadi makmur, aman, tentram, gemah ripah lohjinawi. Semua bahagia," kata Ariel Heryanto dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 17 Maret 2021.
Ah, nanggung. Bagaimana kalau kita usul, Republik diganti jadi kerajaan saja? Biar jadi makmur, aman tentram, gemah ripah lojinawi. Semua bahagia.
Kalau ada yang nyinyir, kasih saja pidana penghinaan, hukum anti-subversi, anti-teroris, atau sebangsanya. https://t.co/g4b3Zu3Hqv— Ariel Heryanto (@ariel_heryanto) March 16, 2021
Selain itu, Ariel Heryanto juga kembali menyindir usulan Muhammad Qodari dengan satire sebagai berikut.
"Kalau ada yang nyinyir, kasih saja pidana penghinaan, hukum anti-subversi, anti-teroris, atau sebagainya," ujar Ariel Heryanto.
Baca Juga: Viral! Video Demo Sendirian Tolak Impor Beras, Pendemo ; Bang, Apalagi Diimpor Modar Petani
Perlu diketahui, isu masa jabatan presiden 3 periode menjadi perbincangan hangat usai dilontarkan oleh politisi senior Amien Rais.
"Jadi mereka akan mengambil langkah pertama meminta sidang istimewa MPR, yang mungkin satu, dua pasal yang katanya perlu diperbaiki. Kemudian, nanti akan ditawarkan hak presiden itu bisa dipilih tiga kali," tutur Amien Rais, dikutip dari kanal YouTube-nya.