Faktor kedua, kata Siti Nadia, adalah aktivitas buka puasa bersama. "Pada prinsipnya makan dan berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus ini," ujarnya.
Faktor ketiga, akibat adanya kluster lain termasuk perkantoran, takziah, hingga aktivitas mudik bersama.
"Tentunya kembali harus dilakukan dengan protokol kesehatan untuk kita mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.
Baca Juga: Viral, Surat Resmi Lurah Di Jombang Minta THR dan Parsel Lebaran Kepada Pengusaha
Seperti diberitakan sebelumnya, kerumunan masih menjadi salah satu media meluasnya penularan virus Covid-19. Seperti terjadi di Banyumas, tepatnya di Desa Pakaja kecamatan Kecamatan Kalibagor serta Di Tanggeran Kecamatan Somagede.
Di dua desa tersebut puluhan orang jamaah salat tarawih terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis 29 April 2021.
Pihak desa pun akhirnya melakukan disinfeksi dan menutup dua masjid serta musala di wilayah tersebut.
Kasus tersebut bermula dari satu orang jamaah yang sudah sakit tetapi memaksakan diri mengikuti salat tarawih berjamaah.
Bermula ketika Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas menemukan dua kasus positif dari jamaah salat tarawih di Desa Pekaja.
Dinkes kemudian melakukan tracing dan testing terhadap kontak erat dan hasilnya, terkonfirmasi positif sebanyak 45 orang.