Meski tidak berbahaya bagi manusia, akan tetapi penyebarannya sangat cepat pada hewan berkuku belah.
Oleh karena itu, Prof. Ali Agus menyarankan kepada panitia dan sohibul kurban ketika mencari hewan untuk kurban tidak melakukan transaksi langsung dengan ternak.
Sebab dikhawatirkan akan membahayakan ternak tersebut, jika berpindah-pindah dari satu ternak ke ternak yang lain.
Dia menyarankan agar transaksi jual-beli hewan kurban dilakukan secara online, memanfaatkan teknologi digital.
“Jadi beli hewan kurban itu online, sapi di video, ditimbang, bobotnya sekian harganya sekian. Jadi orang tidak perlu ke kandang, orang bisa lewat itu”. Ucapnya.
Selanjutnya, ketika melakukan penyembelihan panitia kurban harus siap sedia agar tidak ada carrier virus yang ikut.
Dia menyarankan untuk melakukan penjagaan biosecurity atau gas desinfektannya pada tempat pemotongan hewan kurban.
“Virus ini bertahan sampai ada yang satu bulan di air, dan ada juga yang bertahan sampai tiga bulan d tanah”. Ungkapnya.
Terkait masalah daging hewan ternak, prof. Ali Agus menyebut masih aman untuk dikonsumsi. Tapi disarankan untuk tidak mengkonsumsi jeroan, hidung, dan kikil.