Asal- Usul dan Sejarah Kecamatan Pancoran Versi Cerita Rakyat Betawi

22 Januari 2023, 13:11 WIB
Tugu Pancoran, DKI Jakarta /

PORTAL BREBES- Bagi warga DKI Jakarta, tentunya tidak asing dengan keberadaan Kecamatan Pancoran.

Bagi penggemar berat lagu-lagu dari penyanyi kondang Iwan Fals, publik juga pasti sering dengar dengan lagu pilu bertitel Tugu Pancoran.

Ternyata, bagi warga asli Kota Jakarta yaitu masyarakat Betawi, kata Pancoran memiliki kisah tersendiri yang sudah menjadi cerita rakyat Betawi.

Baca Juga: Kaido Terkejut Yamato Gunakan Haoshoku Haki : Tapi Jika Kau Sebut Oden, Harus Mati

Berikut adalah asal-usul sejarah berdirinya daerah Pancoran yang di kemudian hari sangat terkenal dengan bangunan monumentalnya, yaitu Tugu Pancoran.

Dilansir PORTAL BREBES dari chanel youtube Dongeng Kita pada Jumat 20 Januari 2023. Tugu Pancoran ternyata punya nama lain, yaitu Tugu Dirgantara.

Dikisahkan, pada zaman dahulu di sebuah hamparan lembah yang subur dan menghijau, terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang terkenal adil dan bijaksana.

Baca Juga: Asal Usul, Sejarah dan Profil Kabupaten Bogor Jawa Barat, Punya Nama Belanda Regentschap Buitenzorg

Sang raja memiliki tiga orang Putra Mahkota, putra tertua bernama Pangeran Jaya, kedua Pangeran Suta dan bungsu Pangeran Gerindra.

Suatu hari, saat sang raja berkeliling negerinya, dilihatnya hamparan sawah nan subur. Namun demi melihat keadaan negerinya yang subur, sang raja justru merasa gelisah memikirkan sesuatu.

Sang raja masih saja gelisah hingga kepulangannya ke istana kerajaan. Ternyata kegelisahan sang raja disebabkan oleh dirinya yang semakin hari semakin bertambah tua.

Baca Juga: Asal Usul dan Sejarah Cianjur, Dulu Dikenal Gudangnya Ulama di Wilayah Jabar

Terbersit keinginan raja untuk lengser dari singgahsananya. Namun sang raja masih belum menemukan pewaris tahta yang pas diantara ketiga putra mahkota nya.

Selang tidak berapa lama, raja sudah menemukan solusi untuk menentukan pewaris tahta kerajaannya.

Sang raja kemudian segera memanggil ketiga putranya lalu menyampaikan maksud dirinya yang ingin lengser dari singgahsana kerajaan.

Baca Juga: Asal Usul Kota Brebes, Wilayah Paling Barat Jateng yang Berbatasan dengan Tlatah Pasundan

Raja mengatakan bahwa sesuai tradisi turun temurun, pengganti dari raja adalah putra mahkotanya, yaitu salah satu dari ketiga anaknya.

Raja melanjutkan nasehatnya, akan tetapi untuk bisa menduduki singgahsana kerajaan, seseorang harus lolos dari serangkaian ujian dan cobaan.

Sesuai dengan tradisi keluarga di kerajaan itu, ketiga putra mahkota itu harus pergi meninggalkan istana selama 30 hari untuk menghadapi berbagai ujian yang datang tanpa bantuan siapapun.

Baca Juga: Asal Usul Sebutan Ponggol Setan, Kuliner Nasi Bungkus Daun Pisang Khas Tegal

Memahami hal tersebut, ketiga putranya pun pergi meninggalkan istana dengan membawa bekal sendiri-sendiri dengan jumlah yang berbeda sesuai pertimbangan masing- masing.

Bertiga, mereka berjalan di bawah terik matahari dan dinginnya malam, terkadang hujan deras datang sehingga tubuh mereka menjadi menggigil kedinginan.

Kurang lebih sepekan lamanya berjalan akhirnya mereka bertemu dengan sebuah sungai yang jernih airnya.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Nama Cenang, Sebuah Desa di Kecamatan Songgom Brebes

Mereka pun memutuskan mandi di sungai, usai mandi mereka pun mengganti pakaian. Akan tetapi Pangeran Jaya tidak berganti pakaian.

Ia tetap memakai pakaian yang sudah kumal, sedangkan kedua adiknya memakai pakaian yang baru dan bersih.

Diketahui, Pangeran Jaya hanya membawa dua potong pakaian, oleh karena itu dirinya hendak berhemat mengingat perjalanan masih panjang.

Baca Juga: Legenda Asal Usul Pemalang Jawa Tengah

Tiba- tiba mereka bertiga sama-sama merasa sangat heran, karena selama berhari-hari udara menjadi sangat panas tidak ada hujan yang datang.

Mereka pun tidak bertemu dengan sungai atau sumber air mereka sangat kehausan dan kepanasan.

Di tengah rasa haus yang mendera tiga putra raja itu tiba-tiba mendengar suara gemericik air, kedua adik Pangeran Jaya langsung menyerbu sumber air dari sebuah pancuran itu tanpa minta ijin kepada pemiliknya.

Baca Juga: Brebes Telah Berusia 345 Tahun di 2023, Begini Sejarah dan Asal Usul Kota Bawang

Seperti tidak ada yang aneh ketika dua adik Pangeran Jaya itu meminum air dari pancuran namun tidak lama berselang Pangeran Jaya terkejut melihat dua adiknya terkapar.

Pangeran Jaya kebingungan melihat kondisi kedua adiknya. Lalu munculah seorang kakek misterius yang mengatakan, mereka mati karena meminum air tanpa seijin dirinya.

Lalu Pangeran Jaya memohon kepada Kakek tersebut agar bisa menghidupkan kembali kedua adiknya, semua syarat akan ditempuhnya asalkan kedu adiknya hidup kembali.

Baca Juga: Asal Usul Desa Cipelem, Salah Satu Desa di Kecamatan Bulakamba Brebes

Fatalnya, Kakek misterius itu mengatakan, jika kedua adiknya dihidupkan lagi, diri Pangeran Jaya sendiri yang akan mati.

Syarat itu disanggupi nya, lalu Pangeran Jaya meminum air pancuran itu dan kedua asiknya bergerak-gerak hidup lagi. Namun anehnya Pangeran Jaya tidak mati.

Kakek misterius itu tiba-tiba wajahnya berubah menjadi wajah sang raja, ayah dari ketiga putra mahkota itu.

Lalu mengatakan bahwa Pangeran Jaya telah lulus ujian, sebab air pancuran itu adalah puncak dari serangkaian ujian yang diberikan selama di perjalanan.

Baca Juga: Acara Pisah Sambut Kapolres Tegal Kota Penuh Haru

Kedua adik Pangeran Jaya dinasehati oleh ayahnya bahwa kakak tertuamu yaitu Pangeran Jaya yang pantas menjadi raja penggantiku.

Pangeran Jaya pun menggantikan ayahnya sebagai raja Pangeran Jaya meneruskan kepemimpinan ayahnya sebagai raja yang adil dan bijaksana.

Dan sejak itu tempat pancuran air yang menjadi puncak dari ujian memilih Raja itupun dikenal dengan nama Pancoran hingga sekarang.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler