Asal Usul Desa Pekunden Kutowinangun Kebumen, Penduduk Pekunden dan Kalisetra yang Bergabung Jaman Belanda

18 Maret 2023, 14:10 WIB
asal usul Desa Pekunden Kebumen Jawa Tengah /kebumenkab.go.id/

PORTAL BREBES – Desa Pekunden merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

Desa tersebut ternyata memiliki legenda yang luar biasa untuk diceritakan menurut sesepuh desa disana.

Dilansir dari laman kebumenkab.go.id, Sekitar tahun 1290, wilayah desa tersebut masih berupa hutan belantara yang sama sekali tidak ada penghuninya.

Baca Juga: Asal Usul Kota Semarang Jawa Tengah, Begini Kisah Singkat Pangeran Raden Made Penden Sebarkan Agama Islam

Kemudian, datanglah orang dari Kerajaan Majapahit yang bernama Samaran dan kyai Sarageni. Kedua orang tersebut merupakan cikal bakal adanya Desa Pekunden.

Sebagaimana informasi, kedua orang tersebut memiliki makna dapat membunuh api dan Nyai Beber yang bermakna dapat terbang.

Dalam suatu perjalanan, mereka kesulitan dalam membagi wilayah, lantaran batas-batas wilayahnya belum jelas sehingga disepakati untuk membakar Sebagian hutan belantara tersebut dengan pembagian yakni kyai Sarageni diwilayah Barat dan Nyai Beber dibagian timur.

Baca Juga: Asal Usul Makam Syech Maulana Maghribi Wonobodro Batang Jawa Tengah, Jalan Dakwah pada 1404

Usai kesepakatan mereka berdua, dimulailah perjanjian wilayah berdasarkan hutan yang terbakar oleh masing-masing pihak.

Setelah itu, api pun langsung membakar hutan itu yang dinyalakan oleh keduanya.

Disaat yang sama api berkobar begitu hebat lantaran musim kemarau dan tiupan angin yang kencang hingga akhirnya beberapa hari kemudian api pun mati.

Baca Juga: Asal Usul Reog Ponorogo, Salah Satu Kesenian Jawa Timur yang Menyimpan Legenda Seorang Putri Cantik

Ternyata, diketahui untuk wilayah sebelah barat hampir membakar wilayah yang sudah bertuan, sehingga Kyai Sarageni mematikan api diwilayah barat tersebut hingga sampai sekarang disebut sebagai pedukuhan Ropoh “Popoh” yang bermakna mematikan api agar tidak menjalar kewilayah yang lebih jauh kedaerah yang sudah bertuan.

Sedangkan untuk batas Utara dan Timur dibiarkan sampai mati sendiri. Berdasarkan bekas-bekas kebakaran kedua Orang tersebut sepakat untuk pembagian wilayah, dan masing-masing memberikan nama Kalisetra untuk wilayah Timur dan Pekunden untuk wilayah Barat.

Kedua wilayah tersebut berdiri sendiri-sendiri dengan Penguasa yang berbeda. Dalam perjalanan waktu semakin hari semakin banyak penduduk yang berdatangan dan bermukim serta memiliki keturunan di masing-masing wilayah tersebut.

Baca Juga: Kades Kedungbanteng Tegal Dari Masa ke Masa, Dari Tahun 1912 Sampai Sekarang, Ini Sosoknya

Kehidupan yang damai nampaknya terusik pula dengan keberadaan penjajah Belanda yang waktu itu sangat kejam kepada warga Pribumi.

Semua sedih, kehidupan akan dikuasai termasuk Wilayah-wilayah di Pedesaan. Saat Belanda menerapkan Politik, pecah belah dan menyebarkan konflik disetiap tempat dan waktu, maka Penduduk Pekunden dan Kalisetra mengadakan kesepakatan untuk menggabungkan diri sebagai sebuah Desa.

Karena kebingungan nama yang digunakan, maka diadakan undian dengan tekhnik pemilihan Lurah, seandainya yang menjadi Lurah dari Pekunden maka Desa ini dinamakan Pekunden, dan demikian pula sebaliknya.

Baca Juga: Kades Margamulya Kedungbanteng Tegal Dari Masa ke Masa, Ada yang Menjabat Sampai 34 Tahun

Hasil pemilihan ternyata orang dari wilayah Pekunden yang terpilih menjadi Lurah Desa pertama sehingga Desa ini diberi nama Pekunden.

Pendiri Desa yakni Kyai Sarageni dan Nyai Beber akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan mereka dimakamkan sesuai dengan daerah yang menjadi miliknya yakni Kyai Sarageni di wilayah Pedukuhan Pekunden dan Nyai Beber di wilayah Pedukuhan Kalisetra.

Sampai saat ini kedua peristirahatan atau Makam tersebut masih di Ziarahi dan dirawat dengan baik oleh masing-masing Pedukuhan. Demikian dalam perjalanannya lebih terkenal dengan Desa Pekunden dan kedua wilayah tidak lagi merasakan adanya perbedaan asal.

Baca Juga: Begini Asal Usul Desa Margamulya Tegal, Sempat Alami Banjir Bandang dan Berganti Nama Desa pada 23 Mei 1982

Untuk menghormati para pendiri Desa maka pembagian Pedukuhan masih menganut Pedukuhan Pekunden dan Kalisetra, demikian pula untuk pembagian wilayah RW juga masih menganut Pedukuhan yakni RW I Pedukuhan Pekunden, dan RW II Pedukuhan Kalisetra, di Pekunden hanya ada 2 RW dan 8 RT.***

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler