Sejarah Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Brebes, Kisah Pertemuan 2 Ulama yang lolos dari Kejaran Belanda

27 Maret 2023, 10:53 WIB
Masjid Mustaqiem Linggapura Kecamatan Tonjong Brebes /Pesona Tonjong / Portal Brebes /

PORTAL BREBES – Desa Linggapura merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Sejarah Desa Linggapura dilansir laman resmi Desa Linggapura, dari sejak berakhirnya Perang Pangeran Diponegoro (tahun 1825 – 1830) para punggawa dan ulama di wilayah Magelang dikejar terus oleh tentara Belanda, diantaranya adalah Kyai H. Toyib, Kyai Iskak (Keponakan KH. Thoyib) dan Mbah Nur (adiknya KH. Thoyib).

Mereka lari ke barat sampai ke daerah Banyumas dan di Banyumas tidak bisa mendapatkan sebuah ketenangan, akhirnya mengambil keputusan untuk lari ke utara lewat daerah Purbalingga dan mampir di daerah Kranggan.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Galuh Timur Tonjong Brebes, Namanya Diambil dari Seorang Putri Kerajaan Sumedang

Mereka sebentar menetap tetapi meninggalkan salah seorang keponakan (Kyai Iskak), menetap di daerah tersebut dan mendirikan pondok dan menetap sampai beranak pinak, diantaranya keturunanya adalah Kyai Haji Hanafi.

Untuk Kyai Thoyib dan Mbah Nur melanjutkan perjalanan ke utara sampai di daerah Pesanggrahan Kecamatan Paguyangan di sana sampai mendapatkan keturunan dan diantaranya ada yang hidup di Jati Sawit Bumiayu.

Akan tetapi Kyai Thoyib dan Mbah Nur tetap melanjutkan perjalanan ke utara dan berhentilah di suatu tempat ialah masih hutan (sekarang Komplek Masjid Fadlulloh Linggapura) dan di wilayah ini belum ada rumah, tetapi ada satu rumah di sebelah barat jalan raya (sekarang komplek SMP Muhammadiyah Linggapura).

Baca Juga: Sejarah Desa Bentarsari Salem Brebes, Asal Usul Namanya Diambil Setelah Pertemuan 3 Putri

Kyai Thoyib dan Mbah Nur datang di wilayah ini diperkirakan kurang lebih tahun 1934 untuk Kyai Thoyib menetap di wilayah ini dan belum dinamai desa, dan sementara Mbah Nur adiknya Kyai Thoyib melanjutkan ke utara yaitu ke daerah Moga Pemalang di bantaran sungai Moga beliau membuat sebuah pondok Walang Songo.

Sedangkan Kyai Toyib menetap di desa ini (Linggapura) yang akhirnya mendapat santri dan berkembang pesat karena perkembangan informati tentang kepandaian Kyai Thoyib dari wilayah sekitar (sekarang di wilayah kecamatan Tonjong).

Dari sisil lain sementara pada tahun kurang lebih tahun 1834 ada seorang bernama H. Mustafa datang dari utara (Tegal).

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Sengon Brebes, Kisah Seorang Ulama yang Menyebarkan Agama Islam

Ia mendapat tekanan dari VOC masuk sistem kerja rodinya, beliau melarikan diri ke selatan dan berhentilah di suatu wilayah (sekarang Linggapura) dan bertemulah dengan Kyai Thoyib.

Dari pertemuan mereka berdua mengambil langkah untuk memberi nama Desa Linggapura yang artinya pintu gerbang pertemuan dua orang tokoh (Kyai H. Thoyib dan Kyai Haji Mustofa), hanya sebatas tempat pertemuan di antara mereka berdua dan banyak diikuti warga dan santrinya.

Sementara pada proses keperluan pembinaan pada santri di wilayah ini (sekarang Masjid Fadlulloh) dibagi menjadi dua, pertama wilayah Kyai Thoyib dari Masjid ke Timur, dan kedua adalah wilayah Kyai Haji Mustofa dari Masjid ke Barat.

Baca Juga: Sejarah Desa Kalinusu, Desa Terluas di Bumiayu Brebes

Mereka berdua mengembangkan ajaran Islam di desa ini dan maju pesat. Keduanya mempunyai keturunan dan sekarang masih hidup di Linggapura.

Kyai H. Thoyib beristrikan Nyai Supinah (dari Banyumas) dan hanya mempunyai satu anak bernama Murtadlo, Murtadlo dikaruniai 4 anak, sedangkan Kyai Mustofa mempunyai 3 anak dan 11 cucu.

Demikian cerita sekilas tentang sejarah berdirinya Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Brebes.***

 

 

 

 

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler