Sang raja masih saja gelisah hingga kepulangannya ke istana kerajaan. Ternyata kegelisahan sang raja disebabkan oleh dirinya yang semakin hari semakin bertambah tua.
Baca Juga: Asal Usul dan Sejarah Cianjur, Dulu Dikenal Gudangnya Ulama di Wilayah Jabar
Terbersit keinginan raja untuk lengser dari singgahsananya. Namun sang raja masih belum menemukan pewaris tahta yang pas diantara ketiga putra mahkota nya.
Selang tidak berapa lama, raja sudah menemukan solusi untuk menentukan pewaris tahta kerajaannya.
Sang raja kemudian segera memanggil ketiga putranya lalu menyampaikan maksud dirinya yang ingin lengser dari singgahsana kerajaan.
Baca Juga: Asal Usul Kota Brebes, Wilayah Paling Barat Jateng yang Berbatasan dengan Tlatah Pasundan
Raja mengatakan bahwa sesuai tradisi turun temurun, pengganti dari raja adalah putra mahkotanya, yaitu salah satu dari ketiga anaknya.
Raja melanjutkan nasehatnya, akan tetapi untuk bisa menduduki singgahsana kerajaan, seseorang harus lolos dari serangkaian ujian dan cobaan.
Sesuai dengan tradisi keluarga di kerajaan itu, ketiga putra mahkota itu harus pergi meninggalkan istana selama 30 hari untuk menghadapi berbagai ujian yang datang tanpa bantuan siapapun.
Baca Juga: Asal Usul Sebutan Ponggol Setan, Kuliner Nasi Bungkus Daun Pisang Khas Tegal