Asal Usul Desa Kedungbanteng Tegal, Raden Sasongko yang Menggembalakan Kerbau di Sungai Kedung Pulek

- 17 Maret 2023, 08:49 WIB
Raden Sasonggo yang melarikan diri sampai ke Sungai Gung
Raden Sasonggo yang melarikan diri sampai ke Sungai Gung /Humas Pemkab Tegal/

PORTAL BREBES – Desa Kedungbanteng Kabupaten Tegal memiliki cerita sejarah yang ada.

Desa yang mepakan salah satu daerah di Kecamatan Kedungbanteng ini bermula ketika diutusnya seorang Adipati Lasem V yakni Raden Sasongko untuk mengatasi kekisruhan di Kadipaten Pekalongan.

Hal itu lantaran ulahg penjahat yang membuat gaduh di Kadipaten Pekalongan pada abad ke-14.

Baca Juga: Sejarah Sarung Masuk ke Indonesia

Lantas begini asal usul Desa Kedungbanteng Kabupaten Tegal menurut Pegiat Budaya, Slamet Gelang.

Menurutnya, bahwa ketika itu, Raden Sasongko berangkat bersama istrinya pergi ke Kadipaten Pekalongan.

Hingga sampai disana, Raden Sasongko diperintahkan untuk menetap terlebih dahulu di Pekalongan lantaran kekhawatiran bakal ada serangan dari segerombolan penjahat lagi.

Baca Juga: Asal Usul Desa Dumeling Kecamatan Wanasari Brebes

Usai menetap berbulan lamanya, Adipati Pekalongan justru melakukan hal yang senonoh yakni berselingkuh dengan istri Raden Sasongko.

Hubungan yang tercela itu pun diketahui oleh Raden Sasongko dan dia marah besar kepada Adipati Pekalongan yang terjadilah perang tanding antara Raden Sasongko dan Adipati Pekalongan.

Adu perkelahian pun tak terkendali, hingga akhirnya Adipati Pekalongan tewas.

Baca Juga: Sekilas Sejarah Desa Dukuhwringin Kecamatan Wanasari Brebes

Namun, tewasnya Adipati Pekalongan oleh Raden Sasongko, warga tidak terima yang kemudian Raden Sasongko melarikan diri kearah selatan yakni didaerah Moga Pemalang.

Didaerah tersebut, Raden Sasongko bisa beradaptasi dan membaur kepada masyarakat dengan baik.

Hingga suatu ketika, Adipati Pemalang yang sedang berselisih dengan Adipati Cirebon meminta tolong kepada Raden Sasongko menggunakan kesaktiannya untuk melawan Adipati Cirebon.

Baca Juga: Sekilas Sejarah Pesantunan, Sebuah Desa di Kecamatan Wanasari Brebes

Namun, Raden Sasongko tidak mampu melawannya hingga akhirnya melarikan diri kembali ke sungai lantaran dirinya tahu bahwa orang Cirebon dapat membunuh lawannya hanya dengan menginjak bekas tapak kaki lawannya.

Raden Sasongko pun lari mengikuti aliran sungai yang ada hingga suatu ketika sampai kepada sungai Cacaban.

Hingga akhirnya, Raden Sasongko pun tiba di sebelah barat sungai yang sekarang Bernama desa Paketiban.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Klampis Kecamatan Jatibarang Brebes

Ia pun menetap disana dan mengganti Namanya menjadi Sarah Trugna atau Kyai Wasesa.

Kemudian berlangsung lamanya, ia pun meninkah degan perempuan yakni Nyai Siti Ruminah hingga dikaruniai 5 orang anak yang diantaranya yakni Mas Arya Seto, Nyai Raisah, Mas Gempol Adi, Mas Abdul Haji dan Nyai Ayu Sekar Ndalu.

Dikatakan, Mbah Sarah Trugna hingga suatu ketika memiliki ternak yang banyak yakni kerbau yang tiap harinya digembalakan di Sungai Kedung Pulek.

Baca Juga: Begini Asal Usul Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I Berkenan Menempati Pasanggrahan Ambarketawang

Sungai Kedung Pulek sendiri berasal dari Kedung yakni bagian dari sungai yang lebih dalam dari bagian lainnya lantaran ada cekungan didasar sungai.

Sementara Pulek merupakan pusaran air deras yang masuk dibawah tanah menuju ke laut utara.

Sungai Kedung Pulek juga terdapat batu besar yang bentuknya seperti punuk banteng. Lantaran uniknya, maka Sarah Trugna bersama dengan kesepakatan lainnya menamakan hal tersebut dengan Kedungbanteng.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x