PORTAL BREBES – Inilah asal usul Desa Surajaya yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
Dilansir dari laman asaldansejarah45.com,nama Surajaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Pangeran Purbaya dengan Pangeran Selingsingan.
Konon, adu kesaktian dilakukan di hutan jati itu, kini wilayah perhutani di Desa Surajaya. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, bahkan berbulan-bulan tapi tidak ada yang kalah dan menang.
Baca Juga: Sejarah Batuagung Tegal, Memiki Tumpukan Batu yang Unik Menjulang Tinggi
Pertarungan adu kesaktian berlangsung sama kuat dan berimbang hingga berakhir dengan berakhir dengan tragis. Keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Surajaya kemudian menjadi nama desa dimana Pangeran Purbaya dan Pangeran Selingsingan dimakamkan.
Surajaya simbol dan makna dari fenomena pertarungan kedua tokoh itu. Artinya, sura itu wani (berani) dan Jaya adalah digdaya (kuat). Surajaya berarti pada wanine (berani) dan pada jayane (digdayanya).
Baca Juga: Cerita Lainnya Tentang Asal Usul Nama Randudongkal Pemalang, Pohon Randu yang Tumbang
Pangeran Purbaya adalah putra dari Sultan Sutawijaya, Raja Mataram Kuno. Nama aslinya adalah Jaka Umbaran. Ia merupakan putra dari Panembahan Senopati yaitu Sultan Hadiwijaya yang lahir dari istri sirinya putri Ki Ageng Giring.
Dikisahkan, Ki Ageng Giring menemukan kelapa muda muda (dawegan/degan) yang memiliki kekuatan gaib. Jika airnya diminum habis dalam sekali teguk, maka yang meminumnya bakal menurunkan keturunan, anak/cucu/cicit, yang bakal menjadi raja-raja di Tanah Jawa.
Secara kebetulan, Ki Ageng Pemanahan bertamu ke rumah Ki Ageng Giring. Hubungan pertemanan mereka tidak sebatas sebagai sahabat, tapi sudah seperti saudara kandungnya.
Baca Juga: Asal Usul Nama Randudongkal yang Sekarang Jadi Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Pemalang
Ketika itu, karena tidak mengetahuinya, Ki Ageng Pemanahan meminum air kelapa muda itu. Mengetahui air kelapanya telah di minum Ki Ageng Pemanahan, dengan hati yang sedih Ki Ageng Giring memberitahu sahabatnya bahwa dawegan itu bukan sembarang kelapa muda.
Ia memperolehnya dari hasil laku spiritualnya yang panjang, memilii khasiat yang adi luhung. Mendengar penjelasan itu, Ki Ageng Pemanahan sangat merasa bersalah.
Sebagai penebusnya, ia lalu menikahkan putranya, yaitu Sutawijaya dengan Roro Rembayung-anak perempuan Ki Ageng Giring. Namun karena sesuatu hal, Sutawijaya pergi meninggalkannya dalam keadaan mengandung.
Baca Juga: Sejarah Asal Usul Cipugur, Sebuah Nama Dusun di Desa Banjaratma Kecamatan Bulakamba Brebes
Rara Rembayung kemudian melahirkan seorang bayi lelaki yang di beri nama Jaka Umbaran.
Nama itu memiliki makna bahwa Jaka berarti seorang ksatria dan umbaran yang berasal dari kata umbar atau diumbar, artinya ditelantarkan. Setelah dewasa Jaka Umbaran pergi ke Mataram untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya.
Dengan perjuangan yang berat, Jaka Umbaran berhasil mendapat pengakuan sebagai putra Mataram dengan gelar Pangeran Purbaya.
Menurut cerita tutur (lisan) yang berkembang di lingkungan masyarakat Desa Surajaya dan sekitarnya, Pangeran Purbaya diyakini sebagai leluhur yang menjadi cikal bakal nama Desa Surajaya.***