Karena itulah ada kepercayaan masyarakat yang menyebutkan bahwa Raden Brawijaya mengucapkan kutukan, keturunan adipati Cepu "diharamkan" untuk mendaki ke Gunung Lawu.
Baca Juga: Sejarah Asal Usul dan Lahirnya Desa Parereja Banjarharjo Brebes
Kalaupun ada yang nekat mendaki, maka ia tidak akan sampai puncak atau terkena sial.
Konon juga kata Cepu berasal dari senjata Adipati Tedjo Bendoro (dari Tuban) yang berupa pusaka kecil bernama Cempulungi.
Dulu konon terjadi peperangan antara Adipati Tuban yaitu Tedjo Bendoro dengan Adipati Bojonegoro dari Bojonegoro.
Baca Juga: Bupati Blora Dari Masa ke Masa, Dari Toemenggoeng Wilatikta Hingga Arief Rohman
Peperangan itu dimenangkan oleh Adipati Tuban. Oleh karena itu semua apa yang dimiliki Adipati Bojonegoro seperti kekayaan dan putri-putrinya harus diserahkan.
Termasuk putri tercantik yang bernama Retno Sari. Akan tetapi karena ia keberatan, maka ia melarikan diri.
Dalam pengejaran tersebut Sang Adipati Tuban melepaskan pusakan andalannya itu dan tepat menancap (nancep) di paha (pupu) sang putri.
Baca Juga: Inilah 10 Makam Bupati Blora yang Pernah Menjabat Dari Tahun 1762-1925