Sekilas Sejarah Tentang Cepu Jawa Tengah, Wilayah Minyak dan Hutan Jati

- 30 Maret 2023, 10:00 WIB
sekilas tentang Cepu Blora Jawa Tengah
sekilas tentang Cepu Blora Jawa Tengah /blorakab.go.id/

PORTAL BREBES - Cepu adalah kota kecamatan yg berada di wilayah Kabupaten Blora. Namun nama Cepu cukup menjulang, bahkan "menenggelamkan" nama ibu kota kabupatennya, Blora.

Kendati demikian, kepopulerannya tentu tidak bisa terlepas dari nama Blora, karena pusat pemerintahan dan segala bentuk birokrasi berada di Blora.

Kota ini menjadi perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan Sungai Bengawan Solo sebagai pemisahnya.

Baca Juga: Begini Sejarah Terbentuknya Perjuangan Wilayah Pemalang dari Catatan Belanda, Simak Selengkapnya

Asal muasal nama kota Cepu sendiri tidak banyak diketahui. Begitu juga kapan tepatnya kota ini didirikan.

Keterangan asal muasal nama kota Cepu lebih banyak berdasarkan legenda rakyat

Dilansir dari laman bocahbloramustika, konon pernah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Adipati Cepu kepada Raden Brawijaya dari Majapahit.

Baca Juga: Sejarah Pemalang Berdasar Temuan Arkeologis, Menjadi Wilayah Penting Dibanding Tegal, Pekalongan dan Semarang?

Penyerangan ini dilakukan setelah runtuhnya Majapahit dan berdirinya kerajaan Demak.

Dalam penyerangan ini, Adipati Cepu berhasil memaksa Raden Brawijaya untuk melarikan diri ke Gunung Lawu.

Karena itulah ada kepercayaan masyarakat yang menyebutkan bahwa Raden Brawijaya mengucapkan kutukan, keturunan adipati Cepu "diharamkan" untuk mendaki ke Gunung Lawu.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul dan Lahirnya Desa Parereja Banjarharjo Brebes

Kalaupun ada yang nekat mendaki, maka ia tidak akan sampai puncak atau terkena sial.

Konon juga kata Cepu berasal dari senjata Adipati Tedjo Bendoro (dari Tuban) yang berupa pusaka kecil bernama Cempulungi.

Dulu konon terjadi peperangan antara Adipati Tuban yaitu Tedjo Bendoro dengan Adipati Bojonegoro dari Bojonegoro.

Baca Juga: Bupati Blora Dari Masa ke Masa, Dari Toemenggoeng Wilatikta Hingga Arief Rohman

Peperangan itu dimenangkan oleh Adipati Tuban. Oleh karena itu semua apa yang dimiliki Adipati Bojonegoro seperti kekayaan dan putri-putrinya harus diserahkan.

Termasuk putri tercantik yang bernama Retno Sari. Akan tetapi karena ia keberatan, maka ia melarikan diri.

Dalam pengejaran tersebut Sang Adipati Tuban melepaskan pusakan andalannya itu dan tepat menancap (nancep) di paha (pupu) sang putri.

Baca Juga: Inilah 10 Makam Bupati Blora yang Pernah Menjabat Dari Tahun 1762-1925

Maka timbullah kata Cepu ( mancep ning pupu ). Konon sang putri terus berlari meskipun berdarah-darah.

Darah yang menetes deras dari tubuh sang putri ini menjadikan sebuah dusun bernama Merah, diambil dari merahnya darah sang putri.

 Dan Sang putri berlari terus dikejar sambil menangis-nangis dan merintih "kapok tuan... kapok tuan". Di kemudian hari tempat ini dikenal sebagai Kapuan.

Baca Juga: 3 Seni dan Budaya di Kabupaten Blora, Ada Tayub, Wayang Krucil dan Kesenian Barongan

Dan beberapa legenda yang lain seperti perebutan Putri Dumilah dari Madiun serta pertarungan antara Jipang Panolan dan Pajang.

Pada masa kolonial Belanda, Cepu merupakan kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jati .

Di Cepu dapat ditemukan banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih ada hingga sekarang. Diantaranya rumah pertemuan Sasono SOS, Suko Loji Klunthung dan Pemakaman Belanda terletak di Desa Wonorejo Kecamatan Cepu.

Baca Juga: Begini Asal Usul Blora Jateng, Kota Mustika Ini Berarti Dekat Sekali Dengan Pengertian Tanah Berlumpur

Nama Cepu semakin dikenal dengan eksplorasi Blok Cepu. Blok ini mencakup wilayah Cepu dan Bojonegoro dengan kandungan minyak diperkirakan akan mencapai jutaan barel.

Ada dua operator besar yang terlibat dalam eksplorasi minyak, yakni Exxon Mobile dan Pertamina.

Pihak lain yang terlibat adalah Pemerintah Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Blora, dan Pemerintah Bojonegoro.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x