Hal ini pasti mendapat protes sama penonton. Namun Bagaimanapun juga Dalang Soponyono harus memantaskan sebab Dewi Ruyung Wulan tidak mau duduk di singgasana pengantin kalau permintaannya tidak dituruti.
Baca Juga: Kisah Sejarah Desa Cilongok Banyumas, Sebuah Desa yang Bermakna Mata Air yang Muncul dari Tanah
Akhirnya dalang Soponyono menuruti permintaan Dewi Ruyung Wulan, Ia ditemani oleh dua orang adiknya yang cantik-cantik bernama Ambarsari dan Ambarwati yang bertindak sebagai waranggano Swarawati
Jaseri hatinya berbunga-bunga dapat bersanding dengan Dewi Ruyung Wulan di pelaminan. Air liur R. Jaseri selalu menentes bila melihat kecantikannya. Tangannya mulai nakal mencolak-colek pipi Dewi Ruyung Wulan.
Sehingga membuatnya tidak nyaman. Tengah asyik-asyiknya pagelaran berlangsung, terjadilah keributan yang ditimbulkan Dewi Rayung Wulan.
Ia lari dari pelaminan dan menjatuhkan diri di atas pangkauan Dalang Saponyono, Dewi Ruyung Wulan telah hanyut dalam cerita Pewayangan, ia terpesonan dan jatuh cinta kepada dalang Soponyono yang wajahnya lebih tampan dan pandai memainkan cerita wayang daripada Raden Jaseri yang selalu mengumbar nafsu birahinya.
“bawa aku lari kakang Soponyono, kalau tidak lebih baik aku mati saja!”
Hal ini tentu saja mengejutkan semua tamu yang hadir terutama orang tua kedua mempelai. Ki Dalang sendiri juga terkejut dan takut, maka Ki Dalang mengeluarkan kesaktiannya, untuk memadamkan semua lampu yang berada di Kadipaten Carangsoko.
Baca Juga: Mengulas Cerita Asal Usul Pintu Air Bendungan Danawarih Tegal, Dibangun Oleh Sosok Ulama Ini