Cerita Rakyat Tegalan : Dulu Ada Cerita Adu Banteng di Desa Ini Setelah Masa Panen Padi

- 2 Juni 2023, 12:00 WIB
cerita rakyat Tegalan : di Desa ini dulu ada festival adu banteng sesuai masa panen padi
cerita rakyat Tegalan : di Desa ini dulu ada festival adu banteng sesuai masa panen padi /ilustrasi/

PORTAL BREBES – Inilah cerita rakyat Tegalan tentang asal usul Kedungbanteng yang unik dan konon merupakan adu banteng.

Pegiat Budaya Kabupaten Tegal, Slamet Gelang mengungkapkan bahwa selama ini asal usul Kedungbanteng tak lepas bentuk rasa bersyukurnya warga setempat usai memanen padi yang menghasilkan suatu keuntungan.

Maka setelah memanen padi, kemudian diadakan semacam festival maupun event yakni adu banteng atau adu sapi janten.

Baca Juga: Awal Bulan, Yuk Temukan Hadiah di Kode Redeem GI Genshin Impact Terbaru Hari Ini Jumat 2 Juni 2023

Namun, kono, dari sekian adu banteng, ada seekor banteng yang selalu menang saat diadukan. Kemenangannya bukan disebabkan sang pemilik memiliki ilmu kanugaran atau jimat, namun sang pemilik itu memandikan bantengnya dulu sebelum di adu.

Hal itu menjadi cerita yang terkenal di warga sana hingga mengabadikan nama kedung dan banteng itu menjadi Desa Kedung Banteng.

Desa Kedungbanteng merupakan salah satu desa di Wilayah Kecamatan Kedungbanteng yang merupakan pusat atau ibukota dari kecamatan itu.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile Hari Ini Jumat 2 Juni 2023, Klaim Hadiah Gratis dari Tencent Games

Penamaan Kedungbanteng yang berhasil dikatakan oleh Raden Sasongko pada jaman dahulu yakni menggembalakan Kerbau di Sungai Kedung Pulek.

Raden Sasongko saat itu merlarikan diri dari berbagai pertarungan Adipati Cirebon dan Pekalongan pun mengganti Namanya menjadi Mbah Sarah Trugna untuk mengamankan dirinya dari kejaran musuh.

Hingga akhirnya Mbah Sarah Trugna pun berhasil menetap dan tinggal di Desa Paketiban hingga dikaruniai 5 orang anak.

Baca Juga: Masih Aktif! Kode Redeem ML Mobile Legends Hari Ini Jumat 2 Juni 2023, Banyak Hadiah Skin Keren

Dikatakan, Mbah Sarah Trugna hingga suatu ketika memiliki ternak yang banyak yakni kerbau yang tiap harinya digembalakan di Sungai Kedung Pulek.

Sungai Kedung Pulek sendiri berasal dari Kedung yakni bagian dari sungai yang lebih dalam dari bagian lainnya lantaran ada cekungan didasar sungai.

Sementara Pulek merupakan pusaran air deras yang masuk dibawah tanah menuju ke laut utara.

Baca Juga: Inilah Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Jumat 2 Juni 2023, Terbaru di Awal Bulan Yuk Ambil

Sungai Kedung Pulek juga terdapat batu besar yang bentuknya seperti punuk banteng. Lantaran uniknya, maka Sarah Trugna bersama dengan kesepakatan lainnya menamakan hal tersebut dengan Kedungbanteng.

Sementara, Mbah Sentana atau Sentono merupakan nama abdi dalem dari Keraton Mataram yang memiliki nama asli Pangeran Mangkubumi atau Pangeran Sujono.

Selama berinteraksi dengan masyarakat setempat, ia sangat merahasiakan namanya.

Baca Juga: Belum Ada Seminggu Sejak Diluncurkan, Lagu Happy Asmara “Shopee Maszeh” Viral Bikin Geger Netizen

Ia juga mencari keberadaan orang tuanya yakni Raden Sasongko atau Mbah Sarag Trugna atau kyai Wasesa sekaligus menyebarkan agama islam yang akhirnya tinggal di Kedungbanteng.

Anak Mbah Sarah Trugna yang tinggal di Desa Kedungbanteng diantaranya yakni Mas Abdul Haji, Mas Gempol Adi, Nyai Sekar Ndalu yang kemudian menjadi cikal bakal warga masyarakat Desa Kedungbanteng. Sementara, dua orang anak lainnya masih belum diketahui keberadaannya.

Desa Kedungbanteng memiliki batas wilayah yang diantaranya melingkupi sebelah utara berbatasan dengan Desa Dukuhjati Wetan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tonggara, sebelah barat berbatasan dengan Desa Paketiban dan sebelah timur berbatasan dengan hutan.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x