Network
PORTAL BREBES - Klenteng Sam Poo Kong, juga dikenal sebagai Kelenteng Sam Po Kong, merupakan sebuah klenteng yang sarat akan sejarah yang berkaitan dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang.
Klenteng ini memiliki jejak penjelajah Muslim dalam sejarahnya, yang terbukti dengan keharmonisan antar umat. Bangunan megah ini dulunya adalah masjid yang digunakan untuk beribadah Cheng Ho.
Klenteng Sam Poo Kong pertama kali dibangun pada tahun 1724 oleh masyarakat Tionghoa di Semarang sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Zheng He atau yang lebih dikenal dengan nama Cheng Ho.
Baca Juga: Cerita Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Pertama Kali Nama Sunda Digunakan?
Meskipun Laksamana Cheng Ho adalah seorang Muslim, masyarakat menganggapnya sebagai dewa, yang dapat dimaklumi mengingat agama Konghucu atau Taoisme menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Klenteng Sam Poo Kong memiliki beberapa kompleks bangunan, di antaranya yaitu Bangunan Kelenteng Utama atau Sam Poo Kong, Kelenteng Kyai Juru Mudi, Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Kyai Jangkar, Kelenteng Kyai Nyai Tumpeng dan Kyai Tjundrik Bumi, serta Gua Pemujaan Sam Poo Kong.
Klenteng Sam Poo Kong merupakan bangunan cagar budaya yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Keberadaan bangunan klenteng ini membawa pengaruh besar bagi kota Semarang.
Klenteng ini juga sering meningkatkan kunjungan bersamaan dengan dilangsungkannya acara khusus, seperti Tahun Baru China, upacara mohon berkah setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, serta upacara menyambut Hari Ulang Tahun kedatangan armada pimpinan Laksamana Zheng He atau Sam Poo Tay Djien.
